Kamis 23 Nov 2017 22:07 WIB

Mensos Serahkan Santunan Korban Banjir Lombok Timur

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyambangi lokasi banjir di Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB pada Kamis (23/11).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyambangi lokasi banjir di Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB pada Kamis (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban banjir di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Mensos juga menyalurkan santunan kematian serta bantuan logistik di lokasi pengungsian SDN 6 Sepit, Kecamatan Keruak, Lombok Timur pada Kamis (23/11).

"Atas nama pemerintah, saya menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. Mudah-mudahan kedua keluarga ini diberikan kekuatan dan kesabaran. Serta kepada yang meninggal dunia mari kita doakan agar khusnul khotimah," ujar Khofifah mengawali sambutannya di hadapan para pengungsi di SD 6 Sepit, Keruak, Lombok Timur, Kamis (23/11).

Mensos mengatakan, pemerintah berupaya melakukan upaya cepat, tanggap dan tepat dalam penanganan kebencanaan. Tim Kemensos, lanjutnya, telah diterjunkan untuk menanggulangi bencana banjir di Lombok Timur.

Penanganan cepat ini telah dilakukan personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA) sejak satu jam setelah kejadian. Kemudian pemerintah segera tanggap dalam menyalurkan berbagai bantuan sosial kepada korban banjir meliputi bantuan permakanan, matras, selimut, kids ware.

"Alhamdulillah semua telah terdistribusi dan semoga dapat meringankan beban pengungsi," lanjut Mensos.

Dalam kunjungan ke lokasi banjir Lombok Timur, Mensos menyerahkan bantuan sosial dengan total Rp 236.052.800 terdiri atas bantuan logistik sebesar Rp 203.152.800, santunan ahli waris sebesar Rp 30 juta, santunan luka ringan sebesar Rp 2,5 juta, dan bantuan sembako sebesar Rp 400 ribu.

Untuk ketepatan sasaran bantuan, Tim Kemensos juga telah mendata dan menyisir sekolah rusak, rumah rusak, tempat ibadah, dan layanan kesehatan yang mengalami kelumpuhan.

"Harapan kami dalam waktu dekat upaya-upaya perbaikan bisa segera dilakukan agar masyarakat dapat beraktifitas dan terlayani seperti sedia kala," ungkap Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement