Rabu 22 Nov 2017 09:43 WIB

Gatot: Pemimpin Harus Bisa Pengaruhi Anak Buahnya

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan penghargaan kepada 63 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera atas keberhasilannya membebaskan 347 warga masyarakat yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Foto: dok. Puspen TNI
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan penghargaan kepada 63 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera atas keberhasilannya membebaskan 347 warga masyarakat yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, seorang pemimpin haruslah mampu memengaruhi dan mengajak anak buahnya dalam mencapai keberhasilan tugas pokok. Ia kemudian mengambil contoh kasus pembebasan sandera di wilayah Tembagapura, Papua, beberapa waktu lalu.

"Dalam melaksanakan tugas negara, seorang pemimpin atau komandan harus mempunyai strategi yang matang agar tugas tersebut bisa berhasil dengan baik," ujar Gatot dalam keterangan pers yang Republika.co.id terima, Rabu (22/11).

Ia menambakan, perlu diketahui, keberhasilan tugas dalam setiap operasi adalah milik prajurit atau anak buah. Sedangkan kegagalan dalam tugas, menjadi tanggung jawab pemimpin atau komandannya.

Menurut Gatot, seorang pemimpin itu harus mampu memengaruhi dan mengajak anak buahnya dalam mencapai keberhasilan tugas pokok. Ia menilai, hal itu bisa terjadi jikalau ada kesamaan visi, menyatunya hati, dan pikiran di antara pemimpin dengan yang dipimpin.

"Para Perwira Tinggi, hendaknya dapat mempraktekkan dan mewujudkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di lingkungan kerja dan jadilah pemimpin yang disegani sekaligus dicintai," ujar Gatot berharap.

Ia mengambil contoh kasus peristiwa pembebasan sandera warga sipil di Papua beberapa waktu lalu. Pembebasan sandera di sana dilakukan tanpa adanya jatuh korban dari pihak tersandera. Hal itu menunjukkan, peran seorang komandan dalam mengambil langkah-langkah terukur, tegas, dan profesional.

"Dengan perencanaan, pengorganisasian yang sangat teliti, menggunakan psikologi media massa, serta gerakan pasukan yang senyap dalam waktu singkat dapat menyelesaikan tugas dan menyelamatkan para sandera," jelas dia.

Gatot pun sangat mengapresisasi dan bangga atas keberhasilan pembebasan sandera di Papua yang dilaksanakan oleh 63 Prajurit TNI. Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera di Papua tersebut kemudian diberikan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) satu tingkat lebih tinggi.

Namun, lima orang perwira yang tergabung dalam satgas tersebut menyampaikan kepada Kasad, keberhasilan ini adalah milik prajuritnya. Kalau kegagalan tanggung jawab perwiranya. Mendengar itu, Gatot merasa terharu. "Saya sangat bangga dan terharu masih ada perwira-perwira yang mempunyai jati diri dan prinsip, keberhasilan dalam pelaksanaan tugas adalah keberhasilan anak buah, tapi bila gagal adalah tanggung jawabnya sebagai komandan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement