Senin 20 Nov 2017 15:46 WIB

'Kasus Penyanderaan di Papua Bukan Soal Ras Tapi Ekonomi'

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Masyarakat asli Kimbeli dan Banti, Tembagapura, Mimika, Papua dievakuasi ke Gedung Emeneme, Timika, Papua.
Foto: Dok TNI
Masyarakat asli Kimbeli dan Banti, Tembagapura, Mimika, Papua dievakuasi ke Gedung Emeneme, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, kasus yang disebutnya penyanderaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura Papua sejatinya merupakan kasus yang berasal dari permasalahan dinamika ekonomi. Tito membantah jika kasus ini berkaitan dengan gesekan antar ras.

"Itu masalah ekonomi di sana, ini bukan masalah ras. Kalau masalah ras, kenapa Hongkong pada saat 1996 akan dikembalikan kepada mainland  Cina yang notabene adalah satu ras orang Tiongkok, dia lebih senang dibawa pemerintahan Inggris," kata Tito di kawasan SCBD, Senin (20/11).

Tito menegaskan, pendekatan Papua adalah pendekatan ekonomi. Papua, lanjut dia, menuntut percepatan pembangunan ekonomi. Sehingga, muncul kelompok-kelompok tertentu yang merasa kurang puas melakukan aksi separatis.

Meski demikian, bagaimanapun Polri akan melakukan penindakan hukum bila terjadi pelanggaran hukum. "Kalau terjadi peristiwa kejahatan tetap harus ada penegakan hukum, yang terjadi sekarang peristiwa kejahatan, ya kita lakukan penegakan hukum," ucap Tito.

Konflik di Tembagapura Papua melibatkan KKB yang melakukan penyanderaan pada 1.300an warga sipil di sekitar Tembagapura. Polri dan TNI pun melakukan penyelamatan yang dimulai sejak Jumat (17/11). Hingga Senin (20/11) pukul 12.00 WIT, dilaporkan dari Kampung Kimbeli dam Banti Distrik Tembagapura, Mimika telah dilakukan evakuasi warga sipil asli Papua yang tinggal di Kimbeli dan Banti sebanyak 803 orang. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan 11 bus PT Freeport Indonesia. Pengungsi akan ditampung di Gedung Emeneme Timika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement