Senin 20 Nov 2017 15:06 WIB

Pabrik Kopi Liong Bulan Kebanggaan Bogor Juga Sepi

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Suasana depan pabrik kopi Liong Bulan di Jalan Bintang Mas, Nanggewer, Cibinong, Bogor, Senin (20/11). Pagar pabrik tertutup rapat.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Suasana depan pabrik kopi Liong Bulan di Jalan Bintang Mas, Nanggewer, Cibinong, Bogor, Senin (20/11). Pagar pabrik tertutup rapat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bangunan berpagar besi di Jalan Bintang Mas 5 No 8 RT 01/03 Kelurahan Nanggewer, Cibinong, Bogor, itu tampak tertutup rapat. Pagar besi setinggi satu meter dan pintu lain di belakangnya yang dua kali lebih tinggi terkunci rapat, seakan enggan menerima siapapun untuk masuk.

Tidak ada penjaga di luar. Hanya ada dua kamera CCTV di atas pagar besi yang bertugas memantau gerak-gerik di luar bangunan. "Diam saja di situ. Nanti juga akan ada petugas yang ke luar," ujar Rizal, penjaga warung di depan bangunan, sembari menunjuk titik yang bisa terlihat dari sudut pandang CCTV kepada Republika.co.id, Senin (20/11).

Tanpa ada plang maupun petunjuk jalan, bangunan tersebut sulit diidentifikasi. Pada pukul 09.30 WIB, tidak ada aktivitas di depannya kecuali lalu lalang kendaraan bermotor yang sekadar melintas di tengah terik panas matahari. Warung Rizal pun cenderung sepi, hanya ada dia dan sang istri yang tengah membuat gorengan.

Dari hasil penelusuran ke Rizal dan warga sekitar, bangunan dengan kesan penuh tertutup itu merupakan pabrik Liong Bulan, kopi yang sudah berdiri di Bogor sejak 1945. Aroma kopi yang tercium dari luar bangunan semakin menguatkan keberadaan produksi kopi.

Saat ini, Liong Bulan tengah menjadi perbincangan karena isu bangkrut yang menerpanya. Kabar tersebut muncul ke publik setelah salah satu agennya di Pasar Anyar, Bogor, tutup sejak awal November.

Tapi, Rizal menepis isu tutupnya produksi kopi Liong. Menurut lelaki yang biasa berjualan dari pukul 08.00 sampai sore itu, pabrik tetap beroperasi seperti biasanya. Masih ada karyawan dan tetap bekerja seperti biasa.

Satu-satunya aktivitas yang terlihat di sekitar pabrik Liong Bulan adalah ketika mobil bak terbuka berwarna hitam hendak masuk. Tapi, setelah menunggu 10 menit dan tidak berhasil masuk, sang sopir yang mengenakan kacamata hitam melajukan kembali mobilnya ke jalanan.

Saat ditanya, sopir yang enggan disebutkan namanya itu menjelaskan, Kopi Liong bulan masih terus diproduksi sampai saat ini. "Terus berjalan kok. Informasi (tentang bangkrutnya kopi liong bulan) tidak benar. Itu di sana hanya agen," ujarnya.

Berbeda dengan pabriknya, di depan agen Kopi Liong Bulan di Ruko Sentral, Jalan Dewi Sartika Blok B No 9 tampak dipadati masyarakat. Hanya, keramaian tersebut bukan berasal dari pembeli, melainkan lalu lalang pengunjung Pasar Anyar. Mereka memarkirkan motor di teras yang sebelumnya merupakan area parkir khusus langganan Kopi Liong Bulan.

Menurut salah seorang juru parkir, Ahmad Beni, agen tersebut sudah tutup dari Rabu (8/11). "Pemiliknya sudah tua, sudah usia lanjut, sekitar 60-an usianya. Anak-anaknya tidak mau meneruskan, jadi tutup," ujarnya, sembari membereskan motor-motor yang terparkir berdempetan.

Lebih lanjut, Beni menjelaskan, agen Kopi Liong Bulan di Pasar Anyar merupakan tempat penggilingan dan pengepakan kopi non-sachet. Dari pabrik, biji kopi yang sudah disangrai dikirim ke agen tersebut untuk kemudian dihaluskan dan dipak kiloan. Harganya, Rp 12.500 per seperempat kilogram.

Awal tutup, Beni menuturkan, masih banyak pelanggan yang berkunjung ke agen karena mereka tidak mengetahui informasi. Setelah ada di medsos dan media, makin banyak yang ke sini. Ratusan orang ada. "Mereka ada yang benar pelanggan ataupun sekadar melihat dan memastikan," ucapnya.

Untuk mereka yang masih penasaran, Beni biasa menjelaskan kalau toko di Pasar Anyar tersebut hanyalah satu dari sekian banyak agen Kopi Liong Bulan di Bogor. Hanya, istimewanya, agen tersebut menjual bubuk kopi tanpa gula yang dijual dalam kiloan, tidak seperti sachet di pasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement