Ahad 19 Nov 2017 19:39 WIB

Gatot: Terjadi Multi Krisis Bila Negara Kalah dalam...

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Agus Yulianto
Orasi Imiah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Kota Bandung, Sabtu (18/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Orasi Imiah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Kota Bandung, Sabtu (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan Orasi Ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Universitas Islam Bandung dalam rangka memperingati Milad ke-59 Unisba. Orasi berjudul "Mewujudkan Indonesia Sebagai bangsa Pemenang Dalam Kompetisi Global" ini bertempat di Aula Utama Unisba, Jalan Tamansari, Bandung pada Sabtu (18/11).

Dihadapan tiga ribu Civitas Akademika Unisba dan masyarakat umum, Jenderal Gatot menyampaikan, bahwa ancaman nyata bangsa Indonesia adalah kompetisi global antar negara yang berubah menjadi kompetisi antar manusia dalam bentuk migrasi lintas negara untuk mencari kehidupan yang lebih baik. "Perkembangan penduduk dunia luar biasa dan semakin hari semakin bertambah, sementara itu energi dan pangan makin berkurang," kata Jenderal Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (19/11).

"Hal itulah yang menyebabkan persaingan global antar negara di dunia. Dunia tidak bertambah luas tetapi semakin sempit, sedangkan kebutuhan sumber daya alam berupa energi dan pangan semakin bertambah," lanjut orang nomor satu di TNI ini.

Dalam orasi ilmiahnya Panglima TNI juga menuturkan bahwa negara yang kalah dalam kompetisi global akan menjadi negara multi krisis dan berimbas pada krisis sosial, migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Konflik antar negara di seluruh dunia saat ini sejatinya dilatarbelakangi oleh perebutan energi dan pangan. Kedepan, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator salah satunya Indonesia, kata Panglima TNI.

Jenderal Gatot juga menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara ekuator di Asia Tenggara yang kaya dengan sumber daya alam nabati menjadi daya tarik bagi negara manapun untuk menguasai Indonesia dengan cara apapun. Menurutnya, selain kaya dengan sumber daya alam, Indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari beragam agama, bahasa, budaya, adat istiadat. "Perbedaan yang ada merupakan bagian kekayaan bangsa yang harus disyukuri dan dijaga bersama yang selama ini diikat dan disatukan dengan falsafah hidup Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetap tetap satu," lanjutnya.

Jenderal Gatot mengatakan bahwa dalam menghadapi kompetisi global diperlukan orang-orang yang mempunyai mimpi yang tinggi, karena mimpi adalah cita-cita yang harus diraih. Oleh karena itu, mahasiswa Unisba sebagai generasi penerus harus mempunyai mimpi yang tinggi guna mewujudkan Indonesia menjadi bangsa pemenang. "Mimpi itu bisa terwujud dengan selalu belajar, ikhtiar dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa secara konsisten dan harus optimis mencapai mimpi tersebut," katanya.

"Mimpi tinggi tidak akan bisa diwujudkan secara sendiri, tetapi dibutukan network untuk mendukung dan mewujudkannya sebagai salah satu jembatan meraih sukses, sehingga harus menjaga komunikasi atau hubungan baik dengan siapa saja terutama teman-teman sesama mahasiswa," lanjut Jenderal Gatot

Mengakhiri orasi ilmiahnya, Panglima TNI mengatakan bahwa Universitas Islam Bandung mendidik mahasiswa untuk menjadi pejuang, ilmuan dan kader perubahan. Saya disini memprovokasi mahasiswa agar mempunyai jiwa-jiwa yang lebih bersemangat lagi untuk menimba ilmu, dan jangan hanya puas dengan satu bidang ilmu saja, akan tetapi harus mau terus belajar menimba ilmu-ilmu yang lain, tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement