Ahad 19 Nov 2017 17:04 WIB

Jembatan di Karawang Ambruk Tergerus Air Sungai

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Sungai Ciherang.
Foto: earthporm.com
Sungai Ciherang.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Jembatan Kalentemu yang menghubungkan dua kecamatan di Kabupaten Karawang, ambruk diterjang derasnya arus Sungai Ciherang. Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan warga Desa Kalijati (Kecamatan Jatisari) dengan Desa Kamurang (Kecamatan Tirtamulya).

Akibatnya, aktivitas warga di kedua wilayah itu lumpuh. Kepala Desa Kalijati Deni Supriatna mengatakan ambruknya jembatan gantung yang terbuat dari bambu itu terjadi pada Rabu (15/11) lalu. Saat itu, di wilayah Karawang diguyur hujan sangat deras selama berhari-hari.

Ambruknya jembatan itu, terjadi pada malam hari. "Jembatan tersebut tak kuat menahan derasnya arus Sungai Ciherang. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian itu," ujar Deni, kepada Republika.co.id, Ahad (19/11).

Menurut Deni, setiap hari jembatan tersebut sangat ramai dilalui warga. Akan tetapi, dengan ambruknya jembatan ini mobilitas warga di kedua kecamatan jadi susah. Untuk menjangkau kedua wilayah ini, warga harus memutar jalan melintasi pusat Kecamatan Jatisari dulu. Jadi, jarak tempuhnya menjadi lebih jauh sekitar 10 kilometer.

"Padahal, sewaktu jembatan ini masih ada, jarak untuk ke wilayah Kertamulya paling juga cuma dua kilometer," ujar Deni.

Dia sudah melaporkan ke instansi terkait supaya jembatan tersebut segera diperbaiki. Dia berharap pemerintah membangun jembatan permanen.

Nurhidayat (36 tahun) petani asal Kampung Jebug, Desa Kalijati, mengatakan Jembatan Kalentemu ini usianya memang sudah puluhan tahun. Jadi, wajar saat arus deras, jembatan yang terbuat dari anyaman bambu tersebut tak kuat menahan terjangan air sungai.

"Tapi, jembatan ini sangat berjasa bagi kami. Karena itu, kami sangat berharap supaya jembatan ini bisa segera diperbaiki," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement