REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ribuan masyarakat mendadak memadati Aula Balai Desa Darangdan, di Jalan Purwakarta-Padalarang, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Apa pasalnya? Rupanya ribuan warga ini mengikuti doa bersama dalam rangka mendoakan Bupati Purwakarta yang terzalimi oleh elit Partai Golkar.
Roni Kurniawan (27 tahun) warga setempat mengatakan, banyak warga Purwakarta yang kecewa terhadap keputusan DPP. Pasalnya, Bupati Dedi Mulyadi itu merupakan kader Golkar. Tetapi, kenapa DPP tidak mengusungnya untuk jadi bakal calon Gubernur Jabar 2018. "Ada apa dengan DPP Golkar? Padahal, kami sangat berharap, Pak Dedi bisa diusung oleh partai ini," ujarnya, usai mengikuti doa bersama, Jumat (17/11).
Karena itu, masyarakat Purwakarta bersama tokoh ulama setempat, berinisiatif untuk mendoakan Bupati Dedi Mulyadi. Lantunan tahlil, tahmid, takbir serta shalawat Nabi terus bergema di aula ini.
Menurut Roni, kekecewaan ini tak hanya dirasakan oleh pengurus dan kader Golkar di Jabar. Melainkan, masyarakat Purwakarta juga terlukai dengan sikap elit DPP tersebut.
Apalagi, banyak masyarakat yang berharap Bupati Dedi bisa menjadi gubernur. Karena, selama memimpin Purwakarta dua periode, banyak perubahan yang dilakukan Dedi Mulyadi. Seperti, melesatnya pembangunan infrastruktur. "Pak Dedi, sudah pantas naik kelas menjadi gubernur," ujarnya.
Koordinator acara, Hasan Basri, mengatakan, pihaknya hanya memfasilitasi keinginan warga Darangdan ini. Mereka, dengan suka rela ingin mendoakan bupatinya. Karena itu, pada ba'da Jumat ini, doa bersama digelar. "Warga sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Ada 1.700 warga yang turut dalam doa bersama ini," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut Hasan, panitia sudah mengundang Bupati Dedi Mulyadi. Namun, Ketua DPD Golkar Jabar ini tidak bisa hadir. Kehadirannya digantikan oleh isterinya, Anne Ratna Mustika atau akrab disapa Ambu.