REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Syamsul Rizal menyebutkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak boleh lagi berkompromi dalam upaya penahanan Setya Novanto. Ia pun mengatakan, KPK perlu mencari tahu siapa dalang di balik permainan Setya Novanto.
"KPK saat ini sudah tidak boleh kompromi lagi dalam upaya penahanan SN. Sebab, dari beberapa pengalaman, banyak sekali trik-trik SN yang tak logis," jelas Syamsul kepada Republika.co.id melalui keterangan tertulis, Jumat (17/11).
Bahkan, lanjut Syamsul, trik-trik yang dikeluarkan oleh Setya Novanto terkesan sebagai instrumennya untuk menunda-nunda pemeriksaan dan penangkapan terhadap dirinya.
Menurut Syamsul, sudah menjadi rahasia umum trik-trik yang dibuat Setya Novanto membuat rakyat kian paham akan motifnya dan membuat mereka muak. "Oleh karenanya, KPK tak perlu terjebak dan tolelir dengan dinamika trik yang dibuat SN," terang dia.
Dalam menegakkan hukum, jelas Syamsul, KPK tidak boleh kalah dengan politisi yang mempolitisasi hukum, walau hukum itu sendiri merupakan produk politik. Ia kemudian mengajak KPK untuk mencari tahu siapa yang mendalangi permainan Setya Novanto di balik layar. "Sebab menurut saya, kalau hanya pribadi Novanto, dia tidak memiliki kepiawaian mengatur trik-trik melakukan perlawanan hukum," kata Syamsul.
Syamsul menyarankan KPK untuk merunut lagi ke belakang beberapa kasus Setya Novanto yang memiliki keterlibatan dengan oknum penyelenggara negara saat ini. Bisa saja, kata dia, orang-orang yang memiliki hubungan dengan Setya Novanto itulah yang membantunya dalam mendesain agetasi, propaganda, dan proteksi-proteksi sistemik agar Setya Novanto susah dijerat KPK.
"Saya tidak menuding siapa-siapa. Tapi, dari sisi model dalam upaya menyelamatkan SN, cenderung motif yang dipakai adalah motif operasi kontra intelijen," jelas Syamsul.
Syamsul menjelaskan, motif operasi kontra intelijen itu dilakukan secara hukum dan juga politik. Karena itu, menurutnya, KPK harus mencoba melakukan evaluasi kembali dan menggunakan metode baru dalam menangani kasus tersebut.
"Saya mengamati, ada juga indikasi, konspirator dalam upaya menyelamatkan SN ini memiliki hubungan lain dengan SN dan saling sandera. Makanya dalam situasi mereka bersatu untuk menyelamatkan SN," tutur dia.
Sementara itu, Pengacara Setya Novanto (Setnov), Fredrich Yunandi menyebutkan tekanan darah kliennya relatif tinggi mencapai 190 saat terlibat kecelakaan lalu lintas di kawasan Jalan Permata Hijau Jakarta Selatan pada Kamis sekitar pukul 19.00 WIB. "Dokter katakan tekanan darahnya dites 190," kata Fredrich saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (17/11) malam.
Fredrich menyatakan tersangka dugaan tindak pidana korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik itu memiliki riwayat penyakit vertigo atau gangguan pada bagian kepala. "Apalagi belakangan ini banyak tekanan," ujar Fredrich.
Fredrich mengatakan Setnov menjalani perawatan di lantai tiga salah satu rumah sakit di kawasan Permata Hijau Jakarta Selatan usai terlibat kecelakaan kendaraan tersebut. Fredrich mengaku menerima informasi kliennya tabrakan lalu lintas setelah dihubungi ajudan Setnov melalui telepon selular.
Menurut Fredrich, Setnov terlibat tabrakan ketika menuju salah satu stasiun televisi dan hendak ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna memberikan keterangan.