Jumat 17 Nov 2017 03:25 WIB

Jabar Diusulkan Buat Wisata Pemilu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Pilkada
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ilustrasi Pilkada

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak termasuk Pilgub Jabar harus dikemas dengan kreatif. Untuk meredam konflik selama Pilgub Jabar, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar bisa memiliki ide membuat wisata pemilu.

Mantan kepala Bawaslu yang saat ini berprofesi sebagai pengamat pengawas pemilu, Nasrulloh, mengatakan salah satu yang bisa sangat mungkin dilakukan Bawaslu Jabar, adalah menggelar wisata Pemilu. Yakni, dengan mengadopsi nilai-nilai kekayaan budaya dalam setiap tahapan sampai acara puncak pemilihan.

"Jabar, merupakan Provinsi yang terkenal dengan kreativitasnya. Jadi, sangat memungkinkan kalau digelar Pemilu Wisata ini," ujar Nasrullah, saat ditemui usai menjadi pemateri dalam acara seminar persiapan pengawasan partisipatif Bawaslu di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (16/11).

Nasrullah mengatakan, Bawaslu dan KPU) harus membuat kontestasi meriah dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat. Namun, tanpa menghilangkan esensi penyelenggaraan yang tertib dan damai. "Contohnya bisa dengan konsep wisata pemilu tadi," katanya.

Wisata pemilu, kata dia, adalah konsep baru agar pemilu bisa dilakukan tanpa harus membuat masyarakat pilu dengan konflik. Kemasannya bisa mengangkat Kkeanekaragaman budaya, adat istiadat yang ada di Jawa Barat.

"Ada nilai kearifan lokal yang diangkat. Misalnya, dalam setiap tahapan bisa menyelenggarakan event," katanya.

Untuk pemilih pemula, kata dia, sosialisasi bisa dilakukan dengan pertunjukan musik. Segmen yang berumur bisa dengan pertunjukan kebudayaan atau ketika sudah ada calon, mereka disumpah dengan ritual dan prosesi adat.

Prosesi sumpah itu, kata dia, disaksikan oleh semua warga. Sumpahnya berjanji tidak akan melakukan kecurangan, damai dan sportif serta legawa jika kalah. "Selain janji kepada dirinya dan masyarakat, mereka akan terikat oleh Tuhan," katanya.

Agenda itu pun, kata dia, harus melibatkan berbagai komunitas 'kekinian' dan merangkul budayawan dalam bermacam acara yang dibalut dengan tema Pilkada. Sehingga, semua elemen masyarakat bisa merasakan euforia pilkada.

"Kalau terealisasi ini akan jadi tontonan yang menarik dan bisa menarik wisatawan. Ada pameran, festival, dan pertunjukan. Undang anggota parlemen yang ada di kawasan Asia Tenggara," katanya.

Nasrullah optimistis, wisata pemilu bisa terealisasi hanya dengan mengalokasikan satu persen dari total anggaran Rp 1,6 triliun yang dimiliki oleh KPU, Bawaslu dan Pemerintah untuk penyelenggaraan pilkada serentak.

"Nggak usah besar-besar. Satu persennya saja sudah cukup untuk merealisasikan wisata pemilu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement