Kamis 16 Nov 2017 15:22 WIB

Wiranto: Jangan Biarkan Prajurit Mati Konyol di Papua

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Karta Raharja Ucu
Menkopolhukam Wiranto
Foto: EPA/Bagus Indahono
Menkopolhukam Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan, saat ini memang sedang ada eskalasi yang meningkat di beberapa tempat di Provinsi Papua, salah satunya di Timika. Terjadi kasus penembakan yang mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka.

Namun, Wiranto menegaskan aparat yang bertugas menjaga keamanan di sana tidak bekerja seenaknya. Mereka melakukan penjagaan sesuai dengan perintah.

"Saya ingatkan jangan ada tuduhan kalau aparat keamanan bertindak sewenang-wenang," kata Wiranto ditemui di Istana Kepresidenan, Kamis (16/11).

Wiranto menjelskan, dia sudah meminta agar aparat yang berjaga baik TNI maupun polisi agar terlebih dahulu menyelesaikan permasalahan di Papua tidak dengan kekerasan. Semua pihak harus bisa menyelesaikan kasus di Papua dengan cara yang persuasif.

Cara tersebut dianggap bisa lebih efektif dan tidak menimbulkan kekerasan atas kedua belah pihak. Pola persuasif juga diharap membuat aparat keamanan tidak terpancing melakukan kekerasan yang berujung pada kegaduhan dan kekeruhan untuk mengamankan masyarakat di Papua yang ditahan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Meski demikian, Wiranto menegaskan pemerintah tetap akan tegas dalam kasus ini. Akan ada batasan tertentu dalam negosiasi secara persuasif. Apalagi permasalahan yang terjadi di Papua sudah masuk pada unsur kriminalitas yang harus diselesaikan dengan cara hukum oleh aparat kepolisian.

"Saya katakan tadi ada batas-batas. Kalau negosiasi terus tapi korban berjatuhan di kita bagaimana. Apa kita biarkan prajurit kita mati konyol hanya karena kita terus-menerus mengajak dan yang diajak tidak mau," ujar Wiranto.

Ketegasan ini diharap tidak menjadikan pihak dari negara luar melihat bahwa Indonesia dianggap sewenang-wenang dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Sebab sejauh ini pemerintah telah melakukan langkah persuasif dengan kelompok yang melakukan sandera. Terkait batasa penyerahan senjata dari kelompok tersebut, Wiranto menyerahkan seluruhnya kepada Kapolda Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement