Selasa 14 Nov 2017 21:05 WIB

KPU: Kotak Suara Transparan Pakai Bahan Karton Kedap Air

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Ketua KPU Arief Budiman (Kiri)
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua KPU Arief Budiman (Kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan pihaknya telah memutuskan bahan pembuatan kotak suara transparan untuk Pemilu 2019. KPU memastikan biaya produksi kotak suara tersebut akan lebih murah.

"Kami sudah memutuskan dalam rapat pleno. Bahan kotak suara transparan adalah karton kedap air," ujar Arief kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/11).

Hasil rapat pleno tersebut akan ditindaklanjuti dengan penghitungan biaya produksi, waktu produksi dan sebagainya. Arief menuturkan jika biaya produksi satu kotak suara transparan berbahan karton kedap air akan  jauh lebih murah jika dibandingkan dengan kotak suara menggunakan bahan plastik penuh. Arief belum menyebutkan detail harga tersebut.

"Memang informasinya jauh lebih murah dibanding kalau menggunakan bahan plastik," katanya.

Dalam Undang-undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, ada satu pasal yang mengatur soal kewajiban menggunakan kotak suara transparan dalam Pemilu 2019 mendatang yakni Pasal 341 ayat 1 huruf a dalam UU Pemilu. Adapun pasal itu berbunyi "Perlengkapan kotak suara untuk pemungutan suara harus bersifat transparan, yang bermakna bahwa isi kotak suara harus terlihat dari luar."

Saat ini, KPU masih memiliki 1,8 juta kotak suara sisa penggunaan pada Pemilu sebelumnya yang masih digunakan kembali. Sementara itu, kebutuhan kotak suara transparan untuk Pemilu 2019 diperkirakan mencapai tiga juta unit.

Karena itu, pemerintah masih butuh memproduksi sekitar 1,2 juta unit kotak suara transparan. Jika anggaran pembuatan kotak suara transparan sebesar Rp 200.000,-, maka taksiran kebutuhan anggaran untuk kotak suara transparan dapat diperkirakan dari penghitungan Rp 200.000,- dikalikan 1,2 juta kebutuhan kotak suara baru yakni sekitar Rp 240 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement