Selasa 14 Nov 2017 19:16 WIB

Fadli: Mengapa Disebut Kelompok Kriminal Bukan Separatis?

Rep: Ali Mansur/ Red: Joko Sadewo
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon
Foto: Humas DPR
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bidang Polhukam Fadli Zon menyebut tindakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai tindakan terorisme. Ia minta agar kelompok bersenjata ini ditindak tegas.

Fadli Zon menyebut tindakan OPM yang menyandera 1.300 orang Papua sebagai satu tindakan yang tak dapat ditolerir dan mencederai HAM.

"Saya mengecam keras tindakan penyanderaan oleh Kelompok Bersenjata OPM. Apa yang mereka lakukan bukan lagi tindakan kriminal biasa. Melainkan bentuk tindakan terorisme. Sehingga mereka lebih tepat disebut kelompok teroris, daripada kelompok kriminal," katanya dalam siaran persnya.

Fadli menegaskan, penyanderaan tersebut tak hanya melanggar hukum Indonesia, namun juga mengancam hidup ribuan warga sipil di Papua. Ini semacam test the water dari OPM.

Fadli meminta, pihak Kepolisian dan TNI harus berupaya keras agar para sandera bisa segera bebas. Ini sudah lebih dari empat hari. "Tentunya kondisi warga terisolasi sudah mulai kekurangan makanan. Kondisi fisik mereka juga pasti menurun," tegas politikus Gerindra ini.

Dalam kondisi ini, lanjutnya, pihak Kepolisian dan TNI sebisa mungkin menghindari kontak senjata. Utamakan pendekatan persuasif dan preventif. Namun harus menunjukkan kedaulatan dan tak didikte oleh kelompok separatis.

Kata Fadli, masyarakat bertanya-tanya kenapa kejadian ini seperti dibiarkan dan aparat tak bertindak tegas. Kemudian masyarakat juga banyak yang menanyakan, mengapa mereka hanya disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bukan Kelompok Teroris atau Separatis.

Lebih lanjut ia menegaskan, harus ada penanganan tegas terhadap OPM dengan cara persuasif, dialog atau cara lain yang diperlukan. Ancaman yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) selama ini menunjukkan, seolah-olah Indonesia tak berdaya.

Sebagai Ketua Tim Pemantau Otsus di Papua, Fadli Zon melihat, gerakan pro-kemerdekaan Papua dalam tiga tahun ini semakin nyaring. Mereka tak hanya well organized, tapi juga well funded. Hal itu terlihat dari upaya internasionalisasi isu Papua, yang antara lain dimotori oleh United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

"Mereka aktif mencari basis dukungan di forum internasional. Seperti di Melanesian Spearhead Group (MSG),  Pacific Island Forum (PIF), dan bahkan di forum dekolonisasi di the United Nations (UN)," tutur Fadli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement