Selasa 14 Nov 2017 10:58 WIB

Satu Mahasiswi Sekolah Theologia Tewas Akibat Talut Longsor

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
Korban meninggal (ilustrasi)
Foto: www.123rf.com
Korban meninggal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Intensitas hujan yang terus meningkat di wilayah Kabupaten Semarang mulai memakan korban jiwa. Seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Theologia (STT) Sangkakala, Dusun Kenteng Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tewas tertimbun talut yang longsor, Senin (13/11) malam.

Sementara dua mahasiswa lainnya mengalami luka berat setelah talut setinggi delapan meter ambrol sepanjang 30 meter dan menghantam bangunan asrama. Material talut dan tanah menimpa kamar asrama mahasiswa yang berada di kompleks sekolah theologia di Jalan Raya Salatiga-Kopeng KM tujuh ini.

Korban tewas diketahui atas nama Ressy (22). Mahasiswi asal Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah ini dievakuasi dari bawah reruntuhan trmbok asrama sudah meninggal dunia dan mengalami luka serius di bagian kepala serta bagian dada.

Staf Bagian Administrasi Akademik STT Sangkakala, Agung Dian yang dikonfirmasi mengatakan musibah talut longsor ini terjadi Senin malam sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu wilayah Kecamatan Getasan diguyur hujan lebat yang berlangsung sejak siang hari pukul 14.00 WIB.

"Pada pukul 20.00 WIB talut yang berada di bagian belakang asrama mahasiswa ambrol. Tak pelak tanah beserta material talut dan pondasi longsor dan menerjang asrama para mahasiswa. "Kebetulan sejumlah mahasiswa sedang berada di dalam kamar," ungkapnya, Selasa (14/11) pagi.

Material longsor pondasi talud bercampur tanah lumpur tersebut telah menghancurkan delapan kamar. Masing-masing empat kamar di blok asrama putra dan empat kamar asrama putri yang letaknya bersebelahan. "Atas musibah ini sejumlah mahasiswa dan karyawan STT dibantu masyarakat segera melakukan pertolongan serta mengevakuasi para korban. Mereka mencari tiap penghuni kamar," tambahnya.

Salah seorang saksi mata Febri Jati Nugroho mengatakan, saat proses pencarian, didapati ada dua korban yang tertimpa material longsoran. Posisi mereka berada di dalam kamar. Keduanya adalah Imenuel Nuban (21) mahasiswa asal Desa Noebeba, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Marcelina (19) mahasiswi asal Sumba Timur Provinsi NTT. Keduanya mengalami luka di bagian kaki serta tangan.

Ternyata, selain dua korban luka tersebut, masih ada Ressy yang tertimpa reruntuhan tembok dan talut. Warga kampus dibantu tim SAR selanjutnya mengevakuasi korban dari reruntuhan. Namun jiwa mahasiswa kami tak terselamatkan karena luka-luka yang dialaminya.

Seluruh korban selanjutnya dilarikan ke rumah sakit terdekat, Rumah Sakit (RS) Paru dr Ario Wirawan Kota Salatiga. "Saat ini mahasiswa yang mengalami luka berat masih dirawat secara intensif di rumah sakit ini," tegasnya.

Agung Dian juga mengungkapkan, talut yang ambrol ini merupakan bangunan baru. Panjangnya sekitar 100 meter dan yang ambrol sepanjang 30 meter. Dugaan sementara, talud tersebut roboh dikarenakan tidak kuat tahan menahan derasnya air hujan. "Kini pihak kampus untuk sementara mengungsikan 120 mahasiswa penghuni asrama. Secara bertahap mereka juga menyelamatkan barang-barang yang ada di kamar asmara," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement