REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Sirajudin Abbas mengingatkan partai-partai politik untuk membidik pemilih muda pada Pemilu 2019 karena jumlahnya mayoritas.
"Berdasarkan pendataan data pemilih, pemilih berusia 17-38 tahun mencapai 55 persen dari jumlah total pemilih pada Pemilu 2019," kata Sirajuddin Abas pada diskusi "Menakar Cawapres 2019" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (9/11).
Sirajuddin menjelaskan, percaya bahwa sistem demokrasi adalah sistem yang baik, tapi tetap kritis terhadap tokoh-tokoh pemimpin, apalagi jika dinilai tidak sejalan dengan demokrasi. Pemilih muda, kata dia, lebih melek teknologi sehingga lebih banyak mengakses informasi soal calon pemimpin melalui teknologi digital.
"Pemilih muda juga mendukung plularisme di Indonesia, sehingga cukup banyak yang khawatir terhadap isu SARA," katanya.
Sirajuddin juga mengingatkan, partai politik dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung partai politik, untuk dapat merakyat dan membaca karakter pemilih muda. Di sisi lain, kata Sirajuddin, pemilih muda juga dapat menerima figur calon pemimpin muda, termasuk calon presiden dan calon wakil presiden.
"Pemilih muda itu kritis sehingga ingin tahu apa visi dan misi calon, yang kemudian dibandingkan dengan rekam jejaknya," katanya.
Karena itu, Sirajuddin mengingatkan para tokoh yang ingin maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden agar menyiapkan diri dari jauh hari dan melakukan sosialisasi sehingga dapat dikenal tidak hanya gambar di baliho, tapi juga visi dan misinya.