Kamis 09 Nov 2017 10:06 WIB

BPBD Madiun Antisipasi Banjir Saat Musim Hujan

Warga menaiki perahu, di jalan yang sudah terendam banjir. ilustrasi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Warga menaiki perahu, di jalan yang sudah terendam banjir. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Madiun, Jawa Timur, mengantisipasi bencana banjir yang rawan terjadi di wilayah itu saat musim hujan. Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun Agus Hariono di Madiun, Kamis (9/11) mengatakan antisipasi banjir sudah dilakukan timnya sejak terjadinya hujan pertama di Kota Madiun pada akhir Oktober lalu.

"BPBD sudah melaksanakan berbagai antisipasi. Beberapa hari lalu kami sudah melakukan pembersihan sungai di titik-titik yang rawan terjadi peluapan, di antaranya di Gang Pancasila Jalan Mayjen Sungkono," ujarnya.

Upaya antisipasi lainnya adalah terdapat sejumlah anggota BPBD dan relawan yang melakukan patroli keliling kota untuk melaksanakan pemantauan setiap kali turun hujan.

"Tim yang patroli ada enam personel, sedangkan anggota lainnya tinggal di posko. Adapun patroli dilakukan di wilayah yang rawan bencana banjir dan angin kencang," kata dia.

Wilayah Kota Madiun yang rawan terjadi banjir saat musim hujan, di antaranya Kelurahan Rejomulyo, Kelun, Tawagrejo, dan Pilangbango. Ia menjelaskan curah hujan akan mulai mengalami peningkatan pada November ini. Intensitasnya meningkat dan diperkirakan mencapai puncaknya pada Desember 2017 hingga Februari 2018.

Hal itu diketahui berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang tertuang dalam surat edaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada para gubernur dan sekda provinsi tertanggal 31 Oktober 2017.

Surat edaran tersebut menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim hujan pada akhir Oktober hingga awal November. Setidaknya 76 persen zona musim (ZOM) di Indonesia akan mulai mengalami hujan dengan berbagai intensitas.

Selain memperkirakan waktu memasuki musim hujan, dalam surat edaran tersebut BNPB juga meminta seluruh lembaga terkait untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan yang diperlukan terkait dengan cuaca yang terjadi. "Terutama untuk daerah-daerah yang rawan bencana terutama banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan angin kencang," katanya.

Kota Madiun masuk wilayah rawan banjir saat musim hujan karena daerah tersebut berada di aliran Sungai Bengawan Madiun yang merupakan anak sungai dari Sungai Bengawan Solo. Aliran sungai dan anak sungai tersebut rawan meluap ke permukiman karena beberapa hal, di antaranya pendangkalan dan kondisi drainase kota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement