REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa saja kalah dalam Pilpres 2019. Kekalahan Jokowi berpotensi mengulang kekalahan mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada 2017 lalu.
Thamrin menjelaskan, jika fenomena Jokowi dan Ahok memiliki kesamaan sebagai pemimpin daerah yang 'naik kelas' sebagai pemimpin dengan cakupan nasional. Kondisi ini cenderung membuat Jokowi mau tidak mau harus bersikap baik kepada elite politik nasional.
Pendekatan Jokowi kepada para elite politik inilah yang menurut Thamrin harus diwaspadai langkahnya sebelum Pilpres 2019. "Kesibukan Jokowi merangkul elite politik nasional ini harus diwaspadai olehnya. Dia bisa berhasil di ranah elite nasional tetapi gagal di ranah rakyatnya," ujar Thamrin dalam paparan diskusi di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
Thamrin mencontohkan beberapa langkah Jokowi dalam rangka merangkul elite politik nasional. Pertama, Jokowi berhasil mendamaikan dua tokoh nasional, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada perayaaan 17 Agustus 2017 lalu.
Kedua mantan presiden itu tampak harmonis dalam perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan RI lalu. Di sisi lain, kata Thamrin, Jokowi justru tampak tak berbuat banyak dalam menghentikan proses panitia angket kepada KPK.
"Alasannya adalah karena angket itu masuk ke dalam ranah legislatif maka Jokowi membiarkannya. Ini bukti bahwa dia sedang baik-baik dengan elite nasional. Ini membuat parpol yang sebelumnya mendukung dia, menjadi pendukung utama dari Pansus Hak Angket KPK," ujar dia.
Selanjutnya, terkait sikap Jokowi yang berpotensi mendukung pembangunan gedung baru DPR. "Ini pun bukti Jokowi sedang berbaik-baik, sibuk dengan elite nasional dan tidak sibuk dengan rakyatnya. Pada suatu ketika, hal ini bisa berbahaya," ungkap Thamrin.
Dirinya memberikan gambaran bahwa fokus Jokowi dalam pembangunan infrastruktur bagi masyarakat tidak membuahkan hasil dan dampak bagi rakyat kecil. Dia kembali mencontohkan pembangunan Tol Cipali yang menyebabkan matinya ekonomi masyarakat sekitar.
Selain itu, harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi menyebabkan biaya angkut barang tinggi dan bermuara pada mahalnya harga jual barang-barang. "Pembangunan tol itu lebih menguntungkan rakyat menengah ke atas, harga barang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Jika tidak diwaspadai, Jokowi bisa ditinggalkan pendukungnya yang berbasis rakyat kecil. Dia bisa dikalahkan sebagaimana Ahok kalah pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu," tutur Thamrin.