REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kasus Pertamax yang tercampur oleh air di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 44.506.02 Jambu, Kecamatan Ambarawa,Kabupaten Semarang, Jawa Tengah terungkap. Adanya kandungan air dalam bahan bakar khusus (BBK) ini disebabkan oleh genangan air di sekitar tangki timbun SPBU setempat, sebagai dampak hujan lebat yang turun di wilayah Jambu dan sekitarnya.
"Adanya kandungan air, setelah kami cek disebabkan oleh drainase yang tidak dapat membendung debit air sehingga air membanjiri area sekitar tangki timbun Pertamax," kata Area Manager Communication and Relations Jawa BagianTengah (JBT) PT Pertamina (Persero), Andar Titi Lestari, dalam keterangan persnya, Senin (6/11).
Meski begitu, jelasnya, hanya BBK jenis Pertamax saja yang sempat tercampur air. Sebab letak tangki timbun jenis BBK ini terpisah dengan tangki timbun produk lainnya.
Ia juga mengakui, insiden tercampurnya Pertamax dengan air tersebut berakibat terhadap mogoknya sebuah mobil dan 20 sepeda motor beberapa saat setelah mengisi bahan bakar di SPBU ini, sekitar pukul 19.00 WIB. Kendati demikian, pihak pengelola SPBU 44.506.02 Jambu segera tanggap dengan situasi ini. Beberapa kendaraan yang terdiri dari satu mobil dan 20 motor yang mengalami mogok segera diperbaiki.
Pihak pengelola SPBU medatangkan petugas teknisi (bengkel) khusus untuk memperbaiki kendaraan bermotor tersebut. Selain itu, setiap kendaraan yang terdampak ini mendapatkan ganti Pertalite hingga penuh.
Sedangkan demi menjaga dan mengutamakan kepuasan pelanggan, untuk sementara penjualan produk Pertamax di SPBU 44.506.02 Jambu dihentikan guna proses pengurasan air. Pengurasan ini dilakukan agar operasional SPBU ini tidak terganggu dan dapat berjalan normal kembali. Sebab menurutnya Pertamina selalu memperhatikan kepuasan dan kualitas produk yang diberikan kepada pelanggannya.
"Oleh karena itu, pengelola SPBU diminta segera memperhatikan masalah drainase dan keamanan tangki timbun. Sehingga, kedepan, kejadian ini tidak terulang kembali," tandasnya.