REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon, Jawa Barat, selama tahun 2017 ini belum menemukan dan menerima adanya uang palsu yang beredar. ini terjadi karena adanya edukasi pada masyarakat mengenai ciri-ciri uang.
"Untuk sampai bulan (November) ini belum ditemukan (uang palsu), mudah-mudahan ini suatu indikasi yang baik," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon, Abdul Majid Ikram di Cirebon, Sabtu (4/11).
Dia meyatakan tidak ditemukannya uang palsu di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) salah satunya dengan banyaknya gerakan nontunai. Selain itu juga adanya sosialisasi terus menerus mengenai keaslian uang yanh dilakukan BI kepada masyarakat dimanapun berada.
Namun Majid mengatakan tidak terlalu optimistis kalau tidak adanya uang palsu, karena kejahatan seperti ini pasti ada saja celah.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat, belum lama ini mengatakan peredaran uang palsu di Jawa Barat dari tahun ke tahun juga cendrung menurun. Salah satunya karena adanya sosialisasi keaslian uang kepada masyarakat yang secara masif.
"Tren uang yang diindikasikan palsu itu cendrung menurun, dilihat dari perkembangannya dari tahun 2014 sampai 2017 ini terus menurun," katanya.
Menurutnya pada tahun 2016 BI Jabar mencatat ada sebanyak 32.570 lembar uang palsu yang beredar, namun pada tahun 2017 sampai bulan September ini tercatat ada 14.627 lembar uang yang diindikasikan palsu. "Kita temukan sepanjang 2017 itu baru indikasi saja, karena belum ada keputusan inkrah dari pengadilan ada 14.627 lembar," tutur Wiwiek.
Wiwiek mengatakan meskipun ada tren menurun, tapi secara nasional di Provinsi Jawa Barat menampati urutan ke-13 peredaran uang palsunya. Untuk itu BI terus melakukan sosialisasi terhadap keaslian uang pada masyarakat secara masif.