Sabtu 04 Nov 2017 06:38 WIB

Beda Nasib Anies dan Sandi dengan Ojek Pangkalan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan datang ke Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (3/11), naik ojek pangkalan.
Foto: Republika/Sri Handayani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan datang ke Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (3/11), naik ojek pangkalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Jumat, pegawai Pemerintah Provinsi DKI diminta untuk tak menggunakan kendaraan pribadi. Gubernur baru Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uni pun menjalankan aturan itu, kemarin.  Anies memilih untuk naik ojek. Sementara Sandi memilih berlari.

Kendati begitu mereka memiliki irisan yang sama yakni bersentuhan dengan ojek pangkalan. Hanya saja beda nasib. Anies naik ojek pangkalan dari Sunda Kelapa dan usai turun langsung bersalaman dengan pengemudi.  Adapun Sandi mengaku sempat dibentak oleh ojek pangkalan saat berlari di daerah Tanah Abang.

"Banyak angkot yang ngetem, kopamilet, ojek ada beberapa yang melawan arah. Diingatkan malah membentak saya karena dia tidak tahu siapa yah. Mengeluarkan kata-kata penghinaan. Kalau buat meme saja dihukum, kalau itu (penghinaan) enggak tahu hukumannya apa. Padahal kita sedang lari dengan sopannya di trotoar yang sebetulnya bagus. Itu ojek bukan ojek online, tapi ojek pangkalan melawan arah dan di atas trotoar," katanya.

Ia beranggapan ojek-ojek pangkalan akan dirangkul dan dididik dalam menggunakan jalan. Apalagi jalan di sekitar tanah abang serta trotoarnya dinilainya sudah bertaraf dunia.

Kehadiran ojek pangkalan kini memang tak sebanyak dulu. Ojek pangkalan mulai tergerus oleh kehadiran ojek online. Apalagi ojek Online bisa melayani layanan pengiriman. Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengaku sesekali membeli sate dan gado-gado dengan ojek daring.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement