Kamis 02 Nov 2017 20:45 WIB

Bangun Penampungan Pedagang Pasar Atas Butuh Rp 13 Miliar

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Kondisi terkini Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Sumatra Barat setelah dilalap api pada Senin (30/10) pagi. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Kondisi terkini Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Sumatra Barat setelah dilalap api pada Senin (30/10) pagi. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pembangunan penampungan sementara pedagang Pasa Ateh atau Pasar Atas Bukittinggi membutuhkan dana hingga Rp 13 miliar. Pascakebakaran yang melanda Pasar Atas pada Senin (30/10) lalu, lebih dari seribu pedagang memang harus dipindahkan ke lokasi baru di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bukkittinggi, Sumatra Barat. Masalahnya, kantong Pemerintah Kota Bukittinggi tak cukup tebal untuk membiayai pembangunan pasar sementara tersebut.

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menjelaskan, anggaran tidak tetap yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya sebesar Rp 1,8 miliar. Angka tersebut tentu tak cukup untuk menambal kebutuhan pembangunan pasar penampungan di Jalan Perintis Kemerdekaan. Irwan menyebutkan pihaknya mau tak mau akan menarik sumber pembiayaan non-APBD, termasuk dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), hingga sumbangan dari perantau Minang yang sukses di tanah rantau. Khusus untuk pembiayaan dari BUMN dan BUMD, lanjut Irwan, penarikan dana bisa dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

"Anggaran daerah tidak mungkin membiayai, karena memang tidak tersedia. Pembangunan lokasi penampungan pedagang dilakukan dengan 'keroyokan'," ujar Irwan, Kamis (2/11).

Saat ini, bantuan pembangunan pasar penampungan sudah mengalir dari Baznas Provinsi Sumatra Barat dan Baznas Kabupaten/Kota sebesar Rp 1 miliar. PT Semen Padang berniat membantu biaya pembangunan sebesar Rp 500 juta. Bank Nagari yang merupakan BUMD milik Sumbar juga berencana menyumbang Rp 100 juta. Terakhir, Pemprov Sumbar menyediakan Rp 250 juta.

Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menambahkan relokasi untuk pedagang Pasar Ateh harus cepat dilakukan, agar pedagang tidak terlalu lama menanggung kerugian. Hingga saat ini, tidak ada solusi tempat penampungan lain selain di Jalan Perintis Kemerdekaan.

"Ada yang ingin di kawasan Jam Gadang. Tapi itu tidak memungkinkan, karena justru menimbulkan kesemrawutan. Lahan yang cocok hanya di Jalan Perintis," ujar Ramlan. 

Baca juga:

Petaka Pagi di Pasa Ateh

Pedagang Pasar Atas Direlokasi ke Lokasi Baru

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement