Rabu 23 May 2018 09:26 WIB

Pasar Atas Bukittinggi Didesain dengan Konsep Green Building

Gedung hijau ditargetkan rampung Oktober 2019

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Kebakaran terjadi di Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Senin (30/10).
Foto: Republika/Sapto Andika
Kebakaran terjadi di Pasa Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Senin (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG - Pemerintah menargetkan pembangunan ulang Pasar Atas atau Pasa Ateh di Bukittinggi, Sumatra Barat bisa rampung paling tidak Oktober 2019 nanti. Renovasi bangunan yang menelan biaya Rp 355 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini, juga sudah siap dilakukan groundbreaking pada Juni 2018 ini.

Kepala Biro Komunikasi Publik Setjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra Saleh Atmawidjaja menjelaskan, bangunan gedung baru Pasar Atas didesain dengan konsep green building atau gedung hijau. Konsep ini diyakini memiliki sirkulasi udara dan cahaya yang baik, sekaligus menekan risiko kebakaran seperti yang sempat melanda Pasar Atas pada Oktober 2017 lalu.

Nantinya, bangunan baru yang terdiri dari 4 lantai dan 1 rubanah tersebut bisa menampung 542 lapak pedagang dengan ukuran masing-masing kios 3x4 meter. Sementara itu, soal pengelolaan pasar akan diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota Bukittinggi, termasuk soal mekanisme penyewaannya.

"Kami berupaya menyelesaikan tepat waktu, karena Pasar Atas sendiri bukan sekadar pasar. Ini merupakan denyut nadi perekonomian orang Bukittinggi, bahkan Sumatra Barat," ujar Endra usai mendampingi Presiden Jokowi meresmikan bangunan asrama Ponpes Modern Hamka II di Kota Padang, Senin (21/5).

Dalam perencanaan pembangunan bangunan yang baru, luas areal Pasa Ateh yang sebelumnya 1 hektare akan dikembangkan menjadi 1,4 hektare. Artinya akan ada pergeseran tapak bangunan sejauh 10 meter ke arah belakang.

Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menambahkan, pembangunan Pasar Atas dapat diselesaikan sesuai jadwal. Menurutnya, ada terlalu banyak nasib pedagang yang terimbas bencana kebakaran pada tahun lalu dan menunggu lapak dagangannya pulih lagi.

"Kami masih mengebut pembongkaran dan pembersihan lokasi," kata Ramlan.

Akhir Oktober 2017 lalu, kebakaran hebat melanda Pasar Atas di pagi hari. Kejadian ini membuat setidaknya 1.190 unit toko tak lagi bisa digunakan untuk berdagang dan lapak PKL di sekitar Pasar Atas pun terpaksa pindah. Sebanyak 95 persen kios di lantai 2 ludes terbakar dan 50 persennya rusak di lantai 1.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement