Kamis 02 Nov 2017 18:56 WIB

Sandiaga Ajak Preman Tata Tanah Abang

Rep: Sri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memprediksi penataan kawasan Tanah Abang akan menimbulkan ketidaknyamanan. Ia yakin akan ada reaksi keras atas keputusan tersebut.

Ia menyatakan tak mau main aman. Ia memutuskan untuk mengambil risiko menghadapi berbagai reaksi yang muncul. "Sebuah risiko yang harus kita ambil. Bukan main aman," kata mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (2/11).

Sandi juga menyindir pemerintahan sebelumnya melakukan tindakan represif. Ia tak ingin hal ini terulang kembali.

"Yang Satpol PP yang mengusir PKL, Dishub cabut pentil, yang selama ini terbukti tidak efisien, tidak efektif, untuk menghadirkan penataan yang berkelanjutan," kata dia.

Menurut Sandi, akan ada pendekatan yang berbeda di masa kepemimpinan dia dan Gubernur Anies Baswedan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan melibatkan preman-preman Tanah Abang dalam diskusi.

"Ini konsep mereka juga. Terlibat. Mereka semua masuk dalam diskusi ini. Termasuk, mohon maaf, preman-premannya," ujar ayah tiga orang anak ini.

Sandi juga akan melibatkan pedagang kaki lima (PKL) dalam diskusi tersebut. Menurut dia, ini merupakan bentuk differensiasi pendekatan yang dilakukan pemprov DKI. Mereka memang tak mengajak para PKL dan preman ke Balai Kota, namun melakukan jemput bola dengan mendatangi kantong-kantong di mana mereka bisa berkumpul.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan segera menata pedagang kaki lima (PKL) yang kembali memenuhi kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penataan diproyeksikan untuk jangka panjang agar PKL yang ditata tidak kembali ke jalan dan membuat kesemrawutan.

Anies mengaku telah menyiapkan rencana untuk penataan pedagang tersebut. "Ada terobosan menarik, tetapi kita kan enggak cerita rencana. Kita laporkan kalau sudah eksekusi," kata dia di Balai Kota, Senin (30/10).

Menurut dia, penyelesaian kesemrawutan Tanah Abang tak bisa hanya dengan berpikir jangka pendek. Persoalan itu tidak muncul saat ini saja, tetapi sudah bertahun-tahun dan selalu berulang. Perlu ada solusi permanen dan jangka panjang untuk menyelesaikannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement