Selasa 31 Oct 2017 21:34 WIB

Banjir Masih Genangi Area Persawahan di Cilacap

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah warga melintasi genangan air yang membanjiri jalan, di desa Mertasinga, Cilacap Utara, Cilacap, Jateng, Sabtu (7/10). Curah hujan ekstrim melanda Kabupaten Cilacap, dengan intensitas mencapai 298 mm, yang mengakibatkan banjir setinggi satu meter yang merendam ratusan rumah dan 420 jiwa terpaksa diungsikan, akibat genangan air yang memasuki rumah.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Sejumlah warga melintasi genangan air yang membanjiri jalan, di desa Mertasinga, Cilacap Utara, Cilacap, Jateng, Sabtu (7/10). Curah hujan ekstrim melanda Kabupaten Cilacap, dengan intensitas mencapai 298 mm, yang mengakibatkan banjir setinggi satu meter yang merendam ratusan rumah dan 420 jiwa terpaksa diungsikan, akibat genangan air yang memasuki rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Meski sudah berangsur surut, namun dampak hujan deras yang terjadi Ahad (29/10) dan Senin (30/10), masih menyebabkan banjir di sejumlah lokasi di Kabupaten Cilacap.

''Banjir sebenarnya sudah mulai surut. Namun memang ada sejumlah lokasi yang masih tergenang banjir,'' ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhi, Selasa (31/10).

Lokasi yang masih tergenang, kebanyakan merupakan daerah cekungan rendah yang dekat dengan aliran sungai-sungai kecil yang bermuara ke Laut Selatan. Kondisi air Laut Selatan yang sedang mengalami pasang tinggi, menyebabkan air sungai mengalir lancar ke muara. ''Hal inilah yang menyebabkan masih ada genangan di beberapa lokasi,'' kata Tri.

Namun Tri menyebutkan, untuk daerah-daerah permukiman, genangan air sebagian besar sudah surut. Genangan air cukup tinggi banyak berada di wilayah persawahan seperti di wilayah Kecamatan Kesugihan dan Cilacap Selatan.

Sehari sebelumnya, hujan deras sepanjang Ahad sore hingga Senin pagi, menyebabkan sejumlah desa di wilayah Kabupaten Cilacap tergenang air. Di Desa Sidareja Kecamatan Sidereja, 170 rumah tergenang air dengan ketinggian 20 cm hingga 80 cm. Untuk itu, sebanyak 25 KK mengungsi ke sejumlah lokasi pengungsian.

Selain menyebabkan sejumlah lokasi mengalami banjir, cuaca buruk yang berlangsung beberapa hari terakhir juga menyebabkan aktivitas nelayan di Cilacap terganggu. Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto, menyebutkan cuaca buruk menyebabkan nelayan tidak bisa melaut sehingga ikan hasil tangkapan nelayan juga menurun.

Dari pengamatan di Dermaga Sleko yang merupakan salah satu lokasi penjualan ikan, jenis ikan yang dijual pedagang setempat terlihat sangat sedikit. Beberapa pedagang hanya menjual ikan jenis udang dan kepiting, yang area penangkapannya tidak terlalu jauh dari laut.

Pengamat cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap Deas Ahmad Rifai mengatakan, hujan dengan intensitas lebat memang berpotensi terjadi sepanjang waktu di wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap. ''Hujan dengan intesitas tinggi ini berpotensi terjadi pada bulan November dan puncaknya pada bulan Desember,'' jelasnya.

Karena itu, BMKG Cilacap mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dengan hujan yang diprediksi bakal terjadi setiap hari. Terutama wilayah yang berpotensi terjadi banjir, tanah longsor dan bencana lainnya. BMKG juga meminta para nelayan untuk mewaspadai adanya gelombang tinggi di musim penghujan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement