Kamis 26 Oct 2017 09:33 WIB

Arief Rosyid: Bonus Demografi Momentum Genjot Pembangunan

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Muhammad Fakhruddin
Direktur Eksekutif Merial Institut, Arief Rosyid Hasan
Direktur Eksekutif Merial Institut, Arief Rosyid Hasan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Eksekutif Merial Institute, Arief Rosyid mengatakan, ada beragam bentuk keunggulan dalam bonus demografi yang sedang dilalui Indonesia.

Masyarakat Indonesia yang mayoritas saat ini berada di usia produktif bisa menjadi momentum untuk menggenjot pembangunan di Indonesia.

Akan tetapi, kata dia, momentum bonus demografi tersebut belum disikapi dengan baik oleh pemerintah, dan bisa menjadi momok menakutkan dan musuh bersama.

"Bahkan sampai saat ini pemerintah belum memiliki kerangka kebijakan yang integral dan terukur dalam pembangunan kelompok usia muda, baik dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan," ujar dia dalam acara Diskusi dan Peluncuran Merial Institute di Gedung FS Tebet, Jakarta, Rabu (25/10).

Arief mengatakan, jika pemerintah tidak memberikan perhatian khusus terhadap usia produktif yang dikenal dengan pemuda, maka justru momentum ini bisa menjadi petaka Indonesia.

Tahun 2106 silam, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat yang berusia produktif antara 15 hingga 30 tahun sebesar 62,1 juta jiwa. Seperempat dari jumlah penduduk Indonesia saat ini menjadi usia produktif bekerja dan menghasilkan karya.

Namun demikian, pemerintah hingga saat ini belum menyusun indeks pembangunan pemuda. Padahal, kata dia, negara tetangga seperti Timor Leste lebih dulu sadar membangun indeks tersebut.

"Malaysia bahkan sejak tahun 1985, indeks pembangunan pemuda akan menjadi alat ukur dan acuan dalam memetakan masalah yang ada," jelas dia.

Keputusan Presiden No 66 tahun 2017 tentang Koordinasi Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan menjadi angin sejuk bagi pihak terkait pembangunan kepemudaan.

Kepres tersebut, kata Arief, mengamanatkan koordinasi pembangunan kepemudaan yang dipimpin langsung oleh presiden dan wakil presiden.

"Namun dalam pelaksanaannya, hingga saat ini terasa belum optimal," ujar dia mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement