Rabu 25 Oct 2017 16:33 WIB

BPS Populerkan Penggunaan Data Resmi di Kampus

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) mempromosikan pemanfaatan data resmi negara dalam setiap penelitian atau riset di kampus. Sebagai langkah awal, BPS menggandeng Universitas Andalas (Unand) di Padang, Sumatra Barat untuk menginput data-data resmi statistik dalam setiap risetnya. Langkah BPS ini sebagai upaya menangkal penggunaan data tak resmi, sekaligus menekan angka penelitian yang memanfaatkan sumber yang rancu.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pihaknya sengaja menjalin nota kesepahaman dengan Universitas Andalas untuk membuka akses data yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika, dari dosen hingga mahasiswa. Apalagi, data-data yang dirilis BPS selama ini memang fokus pada survei ekonomi, sosial, lingkungan, hingga politik (demokrasi).

 

"Jadi, selain saya mencoba sosialisasikan produk BPS, saya juga ingin Unand menggunakan produk-produk BPS tadi," ujar Suhariyanto usai memberikan paparannya di Convention Hall Universitas Andalas, Rabu (25/10).

 

Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Andalas Syafrizal mengatakan, kerja sama yang dijalin dengan BPS diyakini akan sangat membantu peneliti di kampusnya. Apalagi, lanjutnya, sejumlah jurusan seperti matematika, ekonomi, hingga pertanian membutuhkan koleksi data statistik yang lengkap seperti yang dirilis BPS.

 

"Tapi ke depan, kami ingin MoU ini tak sekadar penggunaan data, namun kolaborasi riset antara BPS dan Unand," jelas Syafrizal.

 

Kepala Perwakilan BPS Sumatra Barat Sukardi mengatakan, kerja sama pemanfaatan data nantinya akan diperluas ke kampus-kampus lain di Padang dan Sumatra Barat, seperti Universitas Bung Hatta dan Universitas Negeri Padang.

 

"Kami jajaki kerja sama dengan unversitas lainnya. Prinsipnya adalah meningkatkan lagi penggunaan data resmi dari BPS," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement