Selasa 24 Oct 2017 05:15 WIB

Antisipasi Banjir, Pemkot Bandung Kebut Bangun Kolam Retensi

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Proyek penanggulangan banjir di Jalan Dr Djunjunan atau dikenal Jalan Pasteur, Kota Bandung, mulai dilaksanakan, Selasa (19/9). Hingga pertengahan Oktober, Jalan Pasteur akan mengalami kendala kemacetan karena proyek tersebut.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Proyek penanggulangan banjir di Jalan Dr Djunjunan atau dikenal Jalan Pasteur, Kota Bandung, mulai dilaksanakan, Selasa (19/9). Hingga pertengahan Oktober, Jalan Pasteur akan mengalami kendala kemacetan karena proyek tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID. BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mengejar selesainya pembangunan kolam retensi untuk mengantisipasi banjir. Dari target tiga kolam retensi tahun ini, baru satu yang terlaksana dan tengah diselesaikan.

Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Tedy Setiadi mengatakan pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan kolam retensi di Sarimas, Arcamanik, Kota Bandung. Ditargetkan proyek yang dibangun sejak pertengahan tahun ini bisa selesai paling lambat Desember. "Sarimas sedang dibangun. Mudah-mudahan di bulan Desember ini selesai kemudian masa pemeliharaannya sembilan bulan," kata Tedy saat dihubungi, Senin (23/10).

Menurutnya kolam retensi Sarimas ini akan membantu menampung aliran air di wilayah selatan. Sehingga bisa mengantisipasi banjir akibat aliran air yang meluap saat musim penghujan.

Ia mengatakan awalnya ada tiga kolam retensi yang direncanakan dibangun. Selain Sarimas, kolam retensi direncanakan dibangun di sekitar Jalan Sersan Bajuri dan Jalan Sirnaraga.

"Di daerah atas juga idealnya di Bandung Utara. Memang asalnya tiga rencananya. Di Sersan Bajuri tadinya mau ada bendungan juga. Sersan Bajuri jadi dari arah Lembang itu dibendung di situ. Kemudian di Sarimas sekarang alhamdulillah yang sedang dibangun. Satu lagi di daerah Sirnaraga. Itu juga kalau bendungan di situ air enggak langsung bablas ke dalam kota sebagai bahan penampungan," tuturnya.

Ia mengatakan untuk di Sersan Bajuri dan Sirnaraga masih perlu kajian teknis serta lahan yang lebih luas untuk dibuat kolam retensi. Karenanya dua wilayah ini diharapkan bisa terealisasi pada tahun mendatang. Sebab, jika air bisa tertampung di kolam retensi di beberapa titik bisa meminimalisir potensi banjir Kota Bandung.

Ditanya soal anggaran, Tedy mengaku tidak terlalu hapal secara detilnya. Menurutnya ini menjadi salah satu dari banyak program antisipasi banjir yang tengah dikerjakan Pemkot Bandung. Ia menyebutkan selain kolam retensi, Pemkot juga tengah mengerjakan proyek sodetan Pagarsih dan normalisasi sungai-sungai.

"Pertama sungai Citepus ada dua pekerjaan yaitu di sepanjang jalan pagarsih dan aliran air yang terlalui di situ. Normalisasi Sungai Citepus. Kemudian untuk selanjutnya adalah di Gedebage, itu juga ada normalisais Sungai Cipamokolan. Normalisasi Sungai Cidurian dan Cikapundung," ujarnya.

Ia mengungkapkan pihaknya tengah bekerja keras hingga akhir tahun menanggulangi banjir yang selama ini kerap melanda Kota Bandung jika musim penghujan. Meskipun banjir di Kota Bandung tipenya adalah banjir cileuncang atau langsung surut dalam beberapa jam.

Selain itu, ia mengaku telah menyiagakan pompa-pompa air di beberapa titik unit reaksi cepat (URC). Pompa ini akan disiapkan jika terjadi banjir untuk kemudian disedot dan dialirkan genangan banjirnya. "Kami mempersiapkan ada URC di enam wilayah. Di antaranya dari Bandung utara, Tegalega, Karees, Ujung Berung, Gedebage, kita antisipasi penanggulangan banjir, kita siapkan pompa-pompa untuk sedot," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement