Senin 23 Oct 2017 17:44 WIB

20 Rumah di Bekasi Rusak Dihajar Puting Beliung

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nur Aini
20 rumah mengalami kerusakan akibat diterpa angin puting beliung pada Ahad (22/10) sore, salah satunya adalah kediaman Qomar (52) dan Misnah (70) di RW 01 Kelurahan Ciketing Sumur Batu, Kota Bekasi.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
20 rumah mengalami kerusakan akibat diterpa angin puting beliung pada Ahad (22/10) sore, salah satunya adalah kediaman Qomar (52) dan Misnah (70) di RW 01 Kelurahan Ciketing Sumur Batu, Kota Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Angin puting beliung merusak 20 rumah di kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi pada Ahad (22/10) sore kemarin. Puluhan rumah tersebut tersebar di lima RT yang terletak di RW 01 dan 02 kelurahan Sumur Batu.

Salah satu warga RT 01 RW 01 yang mengalami kerusakan terparah, Qomar Kumala menceritakan, pada saat angin puting beliung merobohkan pohon dan menghancurkan bagian depan rumahnya, dia dan keluarganya sedang berada di rumah. Menurut pria yang kesehariannya bekerja sebagai petugas keamanan ini, angin datang sekitar pukul 16.00 WIB.

"Teras ambruk, kerugian mungkin sekitar Rp tiga juta, karena kabel listrik juga terputus," kata Qomar saat ditemui Republika.co.id di kediamannya di Ciketing, Sumur Batu, Bantar gebang, Kota Bekasi, Senin (23/10).

Istri Qomar, Emawati yang mengaku langsung melihat datangnya angin puting beliung mengatakan, angin puting beliung itu datang dari arah selatan. Ema menggambarkan angin itu dengan tinggi 20 meter dan berwujud hitam seperti asap. Saat maju makin mengecil, dan langsung menumbangkan dahan pohon tepat di samping rumah Erna, sehingga atap terasnya ambruk seketika.

"Waktu itu, memang hujan deras disertai petir. Saat angin mendekat, tingginya kira-kira enam meter, awalnya sekitar 20 meter," kata Ema.

Salah satu korban lain, Misnah mengatakan, saat kejadian dia sedang bersama anaknya. Nenek 70 tahun ini memang hanya tinggal bersama anak bungsunya. Akibat kejadian itu, sebagian besar atap rumah Misnah terbawa angin dan berterbangan entah kemana.

"Saat kejadian saya di luar karena takut tertibkan pecahan genting. Anginnya setinggi 20 meter, besar, meliuk-liuk," kata Misnah.

Menurut Misnah, ini adalah pertama kalinya dia mengalami kejadian tersebut. Dia juga berharap nantinya pemerintah dapat membantu memperbaiki rumahnya yang sederhana itu. "Saya minta dibantu, tapi saya tidak maksa. Karena kenyataannya saya memang kurang mampu. saya bukan bukan ingin agar rumah bagus, hanya agar lebih kuat saja," kata Misnah.

Ketua RT 02 Nazar mengatakan, saat ini di wilayahnya terdata sekitar tujuh rumah yang diamuk puting beliung, termasuk kediaman Misnah. Bantuan logistik seperti mi instan, makanan kaleng, selimut, dan matras juga mulai dibagikan kepada korban. "Tadi seluruh RT menyerahkan data ke kelurahan untuk mengambil bantuan korban puting beliung. Total kira-kira 20 rumah," kata Nazar.

Sedangkan Lurah Sumur Batu Abdul Rohim mengatakan, kejadian ini adalah musibah yang tak bisa diduga-duga. Kelurahan, kata dia, juga telah berkoordinasi dengan dinas sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi untuk penyediaan bantuan.

"Bantuan yang disalurkan ada bantuan logistik (Indomie, makanan kaleng selimut dan matras), dan material (kayu dan asbes)," kata Rohim.

Menurut Rohim, ini adalah kali pertama puting beliung menghantam wilayahnya. Namun dia tidak memungkiri Sumur Batu adalah daerah yang kerap dihembus angin kencang, mengingat posisinya yang berada di dataran tinggi. "Ini pertama kali. Di sini memang tidak banjir karena dataran tinggi, yang sering memang angin kencang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement