Senin 23 Oct 2017 16:19 WIB

Komisi I DPR Pertanyakan Koordinasi Antarlembaga di AS

Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari.
Foto: Dok Humas DPR RI
Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mempertanyakan koordinasi antarlembaga di Amerika Serikat sehingga Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tidak bisa masuk ke negara tersebut.

"Padahal, rencana kunjungannya atas undangan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Joseph Dunford. Masa negara sebesar Amerika Serikat koordinasinya seperti itu? Kalau memang tidak boleh masuk, sebaiknya tidak mengundang atau membatalkan undangannya," kata Kharis dihubungi di Jakarta, Senin (23/10).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan bahwa pihak yang memiliki otoritas untuk memberikan izin masuk atau tidak di Amerika Serikat tidak ada kaitan langsung dengan angkatan bersenjata. Namun, seharusnya ada koordinasi karena Panglima TNI berencana berkunjung ke Amerika Serikat atas undangan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.

"Itu memang otoritas masing-masing negara untuk menolak atau menerima seseorang masuk ke wilayahnya. Sederhana sebenarnya. Akan tetapi, masalahnya itu menimpa seorang Panglima TNI dan pada detik-detik terakhir pula," tuturnya.

Sebelumnya, Panglima TNI diundang menghadiri acara pertemuan para panglima angkatan bersenjata tentang organisasi teroris atau Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 hingga 24 Oktober di Washington D.C.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto menjelaskan bahwa Panglima TNI beserta istri dan delegasi telah mengurus visa dan administrasi lainnya untuk persiapan keberangkatan.

"Pada hari Sabtu (21/10), Panglima TNI siap berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates. Akan tetapi, beberapa saat sebelum keberangkatan ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh 'US Custom and Border Protection'," jelas Wuryanto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement