Jumat 20 Oct 2017 17:38 WIB

Sejumlah Lokasi Rawan Longsor di DI Yogyakarta

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Wisata Geologi Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta, salah satu lokasi yang masuk kategori rawan longsor menurut BNPB (ilustrasi)
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Wisata Geologi Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta, salah satu lokasi yang masuk kategori rawan longsor menurut BNPB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) DI Yogyakarta (DIY) mencatat sepanjang 2017 sudah ada 438 kasus tanah longsor di Indonesia. DIY yang daerahnya masih banyak perbukitan, tampaknya perlu memetakan titik-titik yang dirasa memiliki kerawanan bencana tanah longsor.

Tim peneliti Gadjah Mada Inovasi Teknologi (Gamainatek), telah memetakan secara garis besar daerah-daerah di DIY yang rawan longsor. Walau tidak memerinci, daerah-daerah itu tersebar setidaknya di empat kabupaten baik Sleman, Bantul, Kulonprogo maupun Gunung Kidul.

Dwikorita, salah satu peneliti Gamainatek menuturkan, untuk Kulonprogo ada daerah-daerah seperti Samigaluh, Kalibawang, Kokap dan Naggulan. Semuanya merupakan daerah-daerah yang memiliki lereng miring dengan derajat yang cukup tinggi (di atas 30 derajat). Ada juga Gedang Sari dan Pathuk di Gunung Kidul, Prambanan di Sleman, serta Pleret, Imogiri dan Dlingo di Bantul.

Ia mengingatkan, BNPB sudah memperkirakan curah hujan akan berada di puncaknya pada Januari. Sehingga ancaman banjir dan tanah longsor akan makin meningkat.

"Kita pun harus mengedukasi masyarakat kalau sistem peringatan dini itu sifatnya untuk jaga-jaga, jadi harapannya memang tidak jadi longsor," kata Dwikorita di Departemen Geologi Universitas Gadjah Mada, Jumat (20/10).

Selain daerah-daerah tersebut, ternyata sejumlah tempat wisata yang ada di DIY memiliki kerawanan longsor. Penasehat Gamainatek, Prof Subagyo menilai, tempat-tempat wisata yang banyak dikunjgi seperti Bukit Bintang dan Tebing Breksi tetap memiliki kerawanan longsor.

Meski begitu, ia menekankan, tingkat kerawanannya memang masih cukup rendah walaupun akan meningkat kalau terjadi hujan atau gempa bumi. Karenanya, ia mengimbau agar siapa pun yang ada di sana agar berhati-hati, dan akan lebih baik tidak melakukan kunjungan bila sedang hujan. "Jadi tempat-tempat itu memang rawan, tapi masih rendah," ujar Subagyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement