Jumat 20 Oct 2017 13:46 WIB

Pemkot Masih Kaji Pengoperasian Bus Premium Jakarta-Bogor

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah penumpang menaiki bus saat uji coba bus rute TransJabodetabek Premium di Jakarta, Selasa (19/9).
Foto: Antara/Reno Esnir
Sejumlah penumpang menaiki bus saat uji coba bus rute TransJabodetabek Premium di Jakarta, Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belum dapat memastikan target waktu pengoperasian bus premium jalur khusus dengan rute Jakarta- Bogor atau sebaliknya.

Sebab, Pemkot Bogor masih perlu mengkaji dan mensosialisasikan bus premium tersebut kepada masyarakat di Kota Bogor.

"Targetnya memang dalam waktu dekat ini, tapi kan nggak bisa secepat itu. Kami masih perlu mengkaji beberapa hal," kata Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bogor Jimmy Hutapea kepada Republika.co.id, Jumat (20/10).

Ke depan, secara berkelanjutan Pemkot Bogor akan terus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk membahas teknis dan hal lainnya.

Jimmy mengungkapkan, bus premium tersebut akan melalui jalur khusus melewati jalan tol Jagorawi. Rencananya, lanjut Jimmy, shuttle bus premium juga akan berada di mal-mal yang jaraknya dekat dengan tol. Dengan harapan, masyarakat dapat beralih menggunakan moda transportasi umum.

"Secara tidak langsung juga sebagai implementasi dan upaya nyata kami dalam mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan kemacetan di Kota Bogor," jelas Jimmy.

Meski begitu, dikatakan Jimmy, hingga kini BPTJ belum menentukan rute, tarif, berapa unit bus premium, maupun bekerja sama dengan mal mana saja. Namun, kemungkinan besar akan bekerja sama dengan mall yang bisa menyediakan lahan parkir bagi penumpang bus premium.

"Kami memilih mal, dengan harapan mal tersebut bisa menyediakan lahan parkir bagi mobil pribadi yang mau ke Jakarta. Parkir saja di salah satu malitu," jelas Jimmy.

Terkait fasilitas bus, kata Jimmy, akan didesain secara eksklusif. Misalnya, kursi seat 2-2, tersedia wifi, memiliki jadwal keberangkatan dan kedatangan yang pasti, dan lainnya. Karena itu, diperkirakan tarif yang harus ditanggung penumpang pun lebih mahal ketimbang bus biasanya.

"Misal kalau yang biasa kan, Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu, nah bus premium ini pasti lebih dari itu ya," kata Jimmy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement