REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Kasbani mengatakan pergerakan magma Gunung Agung terdeksi masih terjadi aktivitas dengan total kegempaan vulkanik dan tektonik lokal rata-rata di atas 500 kali per hari. Karena itu, PVMGB masih menetapkan Gunung Agung pada level awas.
"Pergerakan magma masih ada seiring adanya aktivitas kegempaan Gunung Agung yang terus berfluktuatif dan mengindikasikan bahwa terjadi fluida magmatik yang bergerak ke atas," ujar Kasbani saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Selasa (17/10).
Ia menegaskan, sejumlah gas fluida magmatis ini sudah sebagian dikeluarkan dari kawah Gunung Agung sehingga terdeteksi pada Senin (16/10) tercatat aktivitas kegempaan (vulkanik dan tektonik) mencapai 593 kali dengan rincian aktivitas vulkanik dalam sebanyak 409 kali, vulkanik dangkal 134 kali dan tektonik lokal 50 kali. Untuk sementara ini, tercatat aktivitas kegempaan Gunung Agung di Pos Pantau untuk aktivitas vulkanik dalam mencapai 99, vulkanik dangkal 38 kali dan tektonik lokal 20 kali.
"Gas fluida magmatis yang dikeluarkan kawah Gunung Agung dalam bentuk asap yang mengandung uap air dan gas-gas lainnya mengindikasikan bahwa masih berpotensi terjadinya erupsi. Namun, dengan keluarnya gas ini sudah dipastikan terjadi pelepasan energi dasar kawah," ujarnya.
Dari pos pemantauan, tutur Kasbani, terlihat Gunung Agung mengeluarkan hembusan asap putih yang cukup tebal dengan ketinggian 200-300 meter dari puncak, yang menandakan adanya pelepasan energi berbentuk gas dari kawah gunung tertinggi di Bali ini.
"Hembusan asap ini memang sudah terjadi sejak lama, namun hari ini masih terpantau masih keluarnya hembusan asap setinggi 200-300 meter, sehingga dapat diartikan aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tetap ada," ujarnya.
Oleh karenanya, PVMBG masih menetapkan level awas Gunung Agung hingga saat ini. "Kami akan terus pantau ini dan berharap penurunan aktivitas Gunung Agung terjadi secara gradual," katanya.