Senin 16 Oct 2017 13:07 WIB
Pelantikan Anies-Sandi

Warga DKI Bisa Kritisi Kebijakan Pusat Hambat Program Anies

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Karangan bunga ucapan selamat kepada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10).
Foto: Republika/Prayogi
Karangan bunga ucapan selamat kepada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menghiasi halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf berharap warga Jakarta bisa kritis terhadap sikap pemerintah pusat yang menghambat program Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pasalnya, ada indikasi program Anies-Sandi usai dilantik sebagai pemimpin Jakarta sulit diwujudkan karena terbentur kewenangan yang diambil alih oleh pemerintah pusat.

Infografis perjalanan karier Anies: http://infografis.republika.co.id/berita/infografis/nasional-infografis/17/10/16/oxwidy318-dicopot-jokowi-anies-justru-jadi-gubernur-dki

Akibatnya tidak ada pilihan bagi Anies-Sandi menjalankan program seperti yang dijanjikan kepada warga Jakarta. Salah satu contohnya soal reklamasi. Pemerintah pusat telah mengambil alih kewenangan dengan mencabut moratorium.

Karena itu sikap kritis warga Jakarta ini, menurutnya, penting sebagai hak demokrasi seperti dijanjikan Anies-Sandi selama kampanye. Live report: http://republika.co.id/page/pelantikan/anies-sandi

"Jadi masyarakat bisa mengkaji kenapa pemerintah pusat mengambil kebijakan seperti itu. Apakah kebijakan pusat itu audah tepat atau tidak," kata Guru Besar Ilmu Politik UI ini kepada Republika.co.id, Senin (16/10).

Dengan mengkritisi pemerintah pusat ini, ia menilai masyarakat tidak sekedar menyalahkan Anies-Sandi bila janji politiknya tidak terlaksana. "Bukan sebatas menggugat Anies-Sandi karena tidak bisa melaksanakan janji politiknya, bukan itu," terangnya.

Sehingga Maswadi berharap sulitnya Anies-Sandi menunaikan janji kampanye yang terbentur kebijakan pemerintah pusat, tidak dijadikan alat menjatuhkan legitimasi gubernur baru. Padahal hambatan menjalankan program itu bukan ada pada Anies-Sandi, tapi kebijakan pejabat tinggi di kementerian pemerintah pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement