Kamis 12 Oct 2017 20:30 WIB

Banyaknya Polisi Jaga Setnov di Rapat Golkar Dipertanyakan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Elba Damhuri
Polisi berjaga-jaga di kantor DPP Partai Golkar sepanjang rapat pleno, Rabu (11/10).
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Polisi berjaga-jaga di kantor DPP Partai Golkar sepanjang rapat pleno, Rabu (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kader Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mengkritisi sikap berlebihan kepolisian saat menjaga rapat kepengurusan baru partai Golkar yang dipimpin Ketua Umum Setya Novanto. Rapat penyampaian kepengurusan baru kemarin dilakukan dengan pengawalan pasukan Brimob yang banyak.

Tidak kurang dari 500 personel lengkap dengan senjata laras panjang, rompi pengaman, ditambah beberapa mobil barakuda. Para polisi ini ikut mengamankan kehadiran Setya Novanto pertama kali sejak terserang sembilan penyakit parah.

Bahkan, kata Doli, Kapolda Metro Jaya pun ikut turun langsung di lapangan. "Kita patut mempertanyakan, mengapa pasukan antiteror, alat negara dan dibiayai negara, seperti Brimob dapat dengan mudah diperintah untuk mengamankan seorang saksi kasus korupsi KTP elektronik," kata Doli, Kamis (12/10).

Ia mempertanyakan institusi kepolisian seolah saat ini bisa menjadi underbouw parpol. Pengerahan aparat kepolisian ini, menurutnya, menunjukkan aparat bisa diperintahkan dengan mudah oleh sebuah partai politik. Bila cara seperti ini dibiarkan, dikhawatirkan dapat mengacaukan sistem politik dan ketatanegaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement