Selasa 10 Oct 2017 10:58 WIB

Pekerja di Lampung Banyak Alami Gangguan Jiwa

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Pasien penderita penyakit gangguan jiwa menjalani perawatan di Yayasan Mentari Hati, Eks Terminal Cilembang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (14/12).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pasien penderita penyakit gangguan jiwa menjalani perawatan di Yayasan Mentari Hati, Eks Terminal Cilembang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Lampung menyatakan, karena banyak menghabiskan waktu di tempat kerja yang tidak nyaman, banyak pekerja di Lampung mengidap gangguan jiwa. Tempat dan suasana kerja yang tidak kondusif memengaruhi kesehatan jiwa pekerja.

"Perlu diciptakan suasana kerja dan tempat kerja yang nyaman dan aman agar terhindar dari gangguan jiwa di tempat kerja," kata Direktur RSJ Lampung Dr Ansyori di Gdong Tataan, Pesawaran, Selasa (10/10), dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa (HKJ) se-Dunia 10 Oktober 2017.

Ia mengatakan para pekerja menghabiskan waktu lebih banyak di tempat kerja. Sehingga perlu diciptakan suasana yang nyaman dan aman agar terhindar dari gangguan jiwa di tempat kerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung pada 2016, jumlah penduduk yang bekerja berbagai sektor sebanyak 3,9 juta. Jumlah tersebut sangat besar dan memerlukan perhatian yang serius agar seluruh pekerja tersebut terhindar dari penyakit akibat pekerjaan. Termasuk gangguan jiwa di tempat kerja.

Menurut Word Health Organisation (WHO), satu dari tujuh pekerja mengalami gangguan jiwa di tempat kerja. "WHO mengestimasikan dampak kerugian kumulatif global terhadap masalah kesehatan jiwa pekerja mencapai 16,3 triliun dolar AS," kata Ansyori.

Pemerintah Provinsi Lampung melalui RSJ Daerah Provinsi Lampung, kata Ansyori, fokus terhadap penanganan dan pencegahan gangguan jiwa di tempat kerja. Dengan memberikan layanan konseling, penyuluhan kesehatan jiwa, dan pemeriksaan kesehatan jiwa bagi para pekerja. Hal tersebut, sesuai tema peringatan HKJ tahun ini "Mental Health in the Workplace."

Menurut Ansyori, jika pekerja jiwanya sakit, produktivitas menurun dan dapat merugikan perusahaan. Dia berharap, seluruh instansi baik pemerintah, BUMN, dan swasta dapat meningkatkan perhatian terhadap pemenuhan fasilitas bagi karyawan. Misalnya, cek kesehatan rutin, konseling, dan rekreasi bagi penyegaran mental. "Dengan pekerja yang sehat jiwa, produktivitas meningkat dan keluarga menjadi bahagia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement