Senin 09 Oct 2017 19:37 WIB

Keunggulan Lombok di Mata Warga Korsel

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ratna Puspita
Sebuah alat berat melakukan pembukaan lahan untuk pembangunan hotel di kawasan wisata Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Kamis (5/10). Pemerintah Provinsi NTB terus menggenjot sektor pariwisata guna meningkatkan target kunjungan wisatawan terutama ke Sembalun dengan cara mempermudah perizinan pembangunan hotel, restoran serta homestay di daerah tersebut.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Sebuah alat berat melakukan pembukaan lahan untuk pembangunan hotel di kawasan wisata Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Kamis (5/10). Pemerintah Provinsi NTB terus menggenjot sektor pariwisata guna meningkatkan target kunjungan wisatawan terutama ke Sembalun dengan cara mempermudah perizinan pembangunan hotel, restoran serta homestay di daerah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Destinasi wisata Lombok diminati warga Korea Selatan (Korsel). Manager Anjani Tour Kim Hyunki mengatakan wisatawan Korsel mulai melirik Lombok sebagai tujuan berlibur.

Menurut Kim, Lombok memiliki potensi besar dalam hal sektor pariwisata. Keunggulan alam Lombok yang menawarkan keindahan pantai, bukit, gunung, hingga air terjun menjadi pemantik bagi turis Negeri Ginseng untuk berlibur di Lombok. 

Selain itu, Lombok memiliki keunggulan dalam hal keramahtamahan dibanding negara-negara lain yang menjadi tujuan berlibur warga Korsel seperti Thailand, Filipina, dan Cina. “Turis Korsel juga lebih senang dengan orang Lombok yang murah senyum ketimbang negara-negara tersebut," ujar Kim di Bandara Internasional Lombok, Senin (9/10).

Anjani Tour melayani sekitar seribu wisatawan Korsel yang berkunjung ke Lombok pada periode 29 Juli 2017 hingga 9 Oktober 2017 melalui lima penerbangan carter Korean Air. Kim menilai, penerbangan carter merupakan simulasi awal untuk melihat animo masyarakat Korsel akan destinasi wisata Lombok. 

Selama periode tersebut, kata Kim, animo warga Korsel begitu tinggi. Bahkan, banyak dari mereka yang menilai jangka waktu selama lima hari berlibur di Lombok belum cukup.

Kim yang telah lama tinggal di Lombok menjelaskan karakteristik turis Korsel cenderung menyukai destinasi wisata yang berbasis alam. Selain itu, waktu berlibur warga Korsel juga tidak sepanjang turis-turis dari negara di Eropa.

"Orang Korsel tidak seperti bule-bule yang liburnya bisa lama," lanjut Kim.

Karena itu, Kim berharap penerbangan langsung dari Korsel ke Lombok bisa terealisasi. Sebab, masih banyak warga Korsel yang ingin berlibur ke Lombok, namun terkendala aksebilitas penerbangan langsung.

"Soalnya kalau transit-transit dulu akan menghabiskan waktu di perjalanan. Mudah-mudahan tahun depan bisa terwujud penerbangan langsung," kata Kim menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement