Ahad 08 Oct 2017 14:59 WIB

BPBD Jabar Antisipasi Potensi Banjir Susulan di Pangandaran

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Warga berada di dekat sisa tiang jembatan gantung yang ambruk terbawa arus sungai Cibeurem, Desa Pajaten, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (7/10). Hujan deras yang mengguyur wilayah Pangandaran mengakibatkan air sungai Cibeurem meluap serta mengikis jembatan yang menghubungkan antar dua desa sehingga aktivitas warga terganggu dan terpaksa harus menggunakan jalur yang berjarak lima kilometer.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Warga berada di dekat sisa tiang jembatan gantung yang ambruk terbawa arus sungai Cibeurem, Desa Pajaten, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (7/10). Hujan deras yang mengguyur wilayah Pangandaran mengakibatkan air sungai Cibeurem meluap serta mengikis jembatan yang menghubungkan antar dua desa sehingga aktivitas warga terganggu dan terpaksa harus menggunakan jalur yang berjarak lima kilometer.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang turun sejak Jumat malam (6/10) pukul 20.00 WIB telah menyebabkan sungai dan anak-anak sungai meluap sehingga banjir melanda sejumlah di wilayah Pangandaran. Selah satunya, banjir merendam Kompleks Perum Garden Estetika Dusun Cikangkung RT 01 RW 04 Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Dicky Saromi, pihaknya bersama BPBD Pangandaran telah melakukan berbagai upaya penanganan korban bencana banjir dan longsor. Di antaranya, mendirikan tenda untuk tempat penampungan sementara dan mendirikan dapur umum.

Selain itu, menurut Dicky, BPBD Jabar telah mengirimkan bantuan berupa makanan instan siap saji, selimut, dan perlengkapan lainnya. Saat ini, BPBD Jabar masih terus dilokasi untuk mendata terus jumlah korban dan berbagai kebutuhan yang diperlukan semua korban bencana. "Kami juga, melakukan antisipasi khawatir banjir kembali terjadi. Ini harus diantisipasi agar tak timbul korban," ujar Dicky kepada Republika, Ahad (8/10).

Saat ditanya jumlah pasti korban longsor dan banjir tersebut, Dicky menjawab, pendataan terus dilakukan. Sehingga, karanya, data jumlah korban masih berubah setiap saat.

Data sementara yang berhasil dihimpun, tercatat 120 rumah terendam banjir. Tinggi muka air banjir di Kompleks Perum Garden Estetika mencapai dua meter. Evakuasi dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pangandaran (DPKPB) bersama TNI, Polri, Basarnas, BPBD Provinsi Jawa Barat, SKPD, relawan dan masyarakat. "Kalau data nanti ya, masih terus kami data," katanya.

Selain itu, kata dia, hujan juga menyebabkan longsor menimbun dua rumah di Dusun Sangkang Bawang RT 19 RW 08 Desa Kalijati Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran. Longsor menimpa dua rumah warga berpenghuni dua kepala keluarga (tujuh jiwa).

Sebanyak empat orang meninggal dunia dan tiga orang luka ringan tertimbun longsor. Korban sudah berhasil dievakuasi semua. Korban meninggal atas nama Yuyun (36), Aldi (6), Andika (8 bulan), dan Arsih (60). Korban luka ringan adalah Rasman (40), Ari (14), dan Anida (8 bulan).

Petugas bersama relawan dan masyarakat, kata dia, bersama-sama membersihkan sisa-sisa longsoran tanah dan menyemayamkan korban. Rumah berada di tebing lereng sehingga rawan longsor. Masyarakat pun, kata dia, dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor.

Saat ini, sebagian wilayah sudah memasuki musim penghujan, meskipun secara keseluruhan baru masuk musim penghujan pada awal November mendatang. "Musim kemarau telah menyebabkan tanah-tanah retak mudah terisi aliran permukaan saat hujan sehingga memicu longsor," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement