REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Hujan yang turun sejak beberapa waktu, sudah mulai menimbulkan bencana longsor di wilayah Kabupaten Purbalingga. Seperti dalam dua hari terakhir, longsor antara lain terjadi di Desa Sanguwatang, Purbasari dan Karangjambu Kecamatan Karangjambu. Kejadian serupa juga terjadi di Desa Palumbungan, Kecamatan Bobotsari.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Muhsoni, mengakui mulai terjadinya bencana longsor di wilayahnya. ''Sejauh in, longsor yang terjadi di beberapa lokasi masih dalam skala kecil. Tidak sampai menimbulkan korban,'' katanya, Rabu (4/10).
Meski demikian, dia meminta warga yang tinggal di wilayah-wilayah rawan longsor, diminta meningkatkan kewaspadaan seiring dengan datangnya musim penghujan. Bila terjadi hal-hal yang mencurigakan terkait dengan kondisi lingkungannya, agar segera mengungsi.
Menurutnya, di wilayah Kabupaten Purbalingga terdapat beberapa desa di tujuh kecamatan yang masuk kategori rawan longsor. Antara lain di wilayah Kecamatan Karangjambu, Kertanegara, Karangreja, Karangmoncol, Bobotsari, Rembang dan Karanganyar. Lokasi rawan longsor sebagian besar berada di wilayah utara yang merupakan wilayah pegunungan.
Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Satya Giri Podo mengatakan, berdasarkan data dari Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Purbalingga saat ini memang sudah masuk musim penghujan. Namun kondisi curah hujannya masih normal.
''Musim hujan di Purbalingga, sudah terjadi sejak dasarian pertama bulan ini. Hujan turun dengan intensitas normal, namun bisa saja menjadi tinggi. Sedangkan puncak musim penghujan akan berlangsung pada Desember sampai Januari 2018,'' katanya.
Untuk itu, dia menghimbau pada para kepala wilayah baik camat maupun kades, agar mengingatkan warganya mengenai bencana longsor tersebut. Selain itu, warga juga diminta untuk mewaspadai bencana banjir dan angin kencang.
Advertisement