REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten meningkatkan status siaga bencana alam menyusul tibanya musim hujan sejak beberapa hari terakhir di daerah itu.
"Kami menginstruksikan relawan di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan terkait curah hujan meningkat," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Ahad (2/10).
Selama ini, Kabupaten Lebak masuk kategori rawan bencana alam karena terdapat daerah aliran sungai juga tofograpi perbukitan dan pegunungan. Biasanya, bencana alam tersebut jika intensitas curah hujan tinggi di daerah itu berdampak terjadi banjir dan tanah longsor.
Saat ini, daerah potensi banjir dan longsor di Kabupaten Lebak hampir terjadi di 28 kecamatan. Karena itu, BPBD setempat mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan banjir dan longsor. "Kami minta relawan tingkat kecamatan siaga sehubungan memasuki musim hujan guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa akibat bencana alam itu," ujarnya.
Menurut dia BPBD setempat telah menyiapkan berbagai peralatan, relawan dan logistik, termasuk obat-obatan. Peralatan yang dimaksud, antara lain perahu motor, pelampung, tenda, kendaraan operasional juga mobil dapur.
Selain itu BPBD juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, Tagana, PMI, Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan, Orari, Pers, aparat kecamatan dan masyarakat. Para relawan pun bersiaga selama 24 jam dengan bergantian melakukan pemantauan dan pengawasan lokasi rawan bencana alam.
"Kami terus meningkatkan koordinasi untuk penanganan kebencanaan dengan bertindak cepat melakukan evakuasi juga penyaluran bahan pokok," katanya menjelaskan.
Hendi (45) seorang relawan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama relawan lainnya di daerah itu bersiaga dan siap melayani masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. "Relawan di sini selalu siap 24 jam dalam memberikan bantuan pertolongan kepada warga yang tertimpa musibah," katanya.