REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan belajar mengajar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berjalan normal. Kelas-kelas terisi penuh oleh mahasiswa.
Pun dosen juga menjalankan tugas mengajar seperti hari-hari biasa. Hilir mudik dari satu kelas kembali ke ruangan hanya untuk meneguk air mineral kerap dilakukan.
Mahasiswa semester atas juga tetap setia menunggu pembimbingnya untuk menuntaskan tugas akhir. Diskusi-diskusi ringan membahas tugas kuliah dilakukan para mahasiswa di setiap sudut kampus.
Kantin tetap penuh mahasiswa mendiskusikan permasalahan pribadi, kuliah, dan topik-topik hangat pemberitaan. Gerai-gerai unit kegiatan mahasiswa (UKM) tetap ramai dikunjungi mahasiswa baru yang 'galau' memilih organisasi.
Pertunjukkan musik berjalan meriah. Mahasiswa yang aktif berlatih mempertontonkan suguhan yang maksimal. Salah satu mahasiswa UNJ Anni Nurmayanti mengatakan kegiatan perkuliahan berjalan normal. Pun tidak ada perubahan apapun dalam kegiatan akademik.
Ia mengaku mendengar kabar pencopotan rektor dari pesan siaran dari grup dan media sosial. Namun, hal itu tidak menjadi pembahasan karena sudah banyak konfirmasi yang beredar di media massa.
Dosen Komunikasi Jurusan Ilmu Sosial Politik UNJ Asep Sugiharto mengatakan kegiatan di kampus berjalan seperti biasa. Pun kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi berjalan seperti normal.
Artinya, dosen yang punya kewajiban mengajar tetap menjalankan tugasnya. Dosen dengan tanggungan penelitian tetap melanjutkan penelitiannya. Dosen yang memiliki kegiatan lapangan tetap berjalan.
"Saya juga baru pulang mengajar," kata dia kepada Republika, Jumat (29/9).
Ia tidak menampik momen pergantian rektor sempat diwarnai berbagai pertanyaan dari keluarga besar UNJ. Sehingga, dirinya juga menyosialisasikan adanya Plh rektor pada mahasiswa dan mengedukasi kondisi UNJ.
Asep mengatakan keluarga besar UNJ berupaya menenangkan situasi dan kondisi atas pemberhentian sementara rektor UNJ oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Ia juga menjabarkan tugas Plh rektor melakukan rekonsiliasi, reformasi, dan pemulihan nama baik UNJ.
Ia menyebut mahasiswa tetap berkegiatan seperti biasa. Disinggung terkait enggannya dosen dan mahasiswa memberi komentar terhadap pencopotan rektor UNJ, ia beralasan karyawan masih harus menyampaikan dan berkoordinasi menyampaikan informasi pada publik.
Pascapencopotan rektor UNJ, mahasiswa sempat menyuarakan aksi dan gugatan terhadap pelaksana harian (plh) rektor UNJ Intan Ahmad pada Kamis (28/9). Perwakilan mahasiswa dari masing-masing program studi menyampakan aspirasi dan harapan kepada Plh rektor Intan Ahmad untuk perbaikan UNJ.
Wakil rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UNJ Komarudin memastikan tidak ada yang berbeda kegiatan kepegawaian di UNJ. Pun belum ada perubahan pascapengumuman pencopotan sementara rektor UNJ. "Praktiknya tak ada masalah," jelasnya.
Komarudin yang membawahi kepegawaian UNJ mengatakan tidak ada perubahan prosedur atau penurunan layanan pada mahasiswa. Ia mengingatkan pada pegawai, bahwa mereka adalah PNS yang bertugas melayani publik.
Komarudin mengatakan tidak ada pembicaraan atau perbincangan riuh saat pengumuman pencopotan sementara status rektor UNJ oleh pemerintah. Kendati demikian, setiap bidang saling bertukar informasi.
"Walaupun agak kaget karena cepat, tapi putusan pemerintah," ujar Komarudin.
Petugas keamanan Ronald Sinaga mengatatakan tugasnya berjalan seperti biasa kendati ada perubahan pimpinan tertinggi di UNJ. "Enggak ada perubahan," jelasnya.
Petugas keamanan yang merangkap sebagai penjaga parkiran mengaku masih menunggu adanya sosialisasi. Sebab, ia mengatakan, apabila ada pergantian pimpinan akan ada arahan.