Rabu 27 Sep 2017 15:38 WIB

Bappenas: Bandung Sudah Terlambat Bangun Transportasi Massal

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Kota Bandung
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kota Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Bambang Brodjonegoro, menilaiKota Bandung sudah sangat terlambat untuk membangun transportasi massal. Karena, melihatperkembangan kota dan jumlah penduduknya yang sangat pesat.

Menurut Bambang, pembangunan LRT (Light Rail Transit) atau sistem rel ringan di Bandung Raya, harus dipercepat dan didukung transportasi massal lainnya secara terintegrasi.

"Makanya Bandung mau bikin LRT, saya dukung penuh. Karena Bandung itu sudah sangat terlambat. Bandung itu sampai hari ini tidak punya sistem transportasi massal baku," ujar Bambang usai memberikan pemaparan dalam The Third International Conference on Sustainable Infrastructure and Built Environment di ITB, Rabu (27/9).

Bambang mengatakan, saat ini di Kota Bandung memang sudah ada bus untuk transportasi massal. Namun, kebanyakan masyarakat masih menggunakan mobil angkutan umum. Padahal untuk kota sebesar Bandung, angkutan umum tidak bisa menyelesaikan masalah transportasi.

"Kalau bus tempatnya susah, makanya harus langsung kereta. Dan keretanya kalau di bawah tanah mahal, elevated atau di atas saja seperti LRT. Makanya LRT the best for Bandung," katanya.

Jaringan kereta di Bandung, kata Bambang, dapat disambungkan dengan jaringan rel yang sudah tidak aktif. Di antaranya jalur ke Ciwidey, Garut, dan menuju Cianjur. Hal tersebut tergantung arah urbanisasi Bandung Raya.

Terlebih, kata dia, Bandung Raya akan terhubung dengan Jakarta melalui kereta cepat. Pembangunannya pun telah dilakukan, dengan trase atau pemberhentian di kawasan Halim di Jakarta, Karawang, Walini di Kabupaten Bandung Barat, dan Tegalluar di Kabupaten Bandung.

Dikatakan Bambang, sebanyak 76 juta orang akan tinggal di kawasan Jakarta dan Bandung pada 2045. Jadi, mau tak mau harus ada kemudahan konektivitas. Hal ini, hanya bisa diselesaikan bukan hanya melalui pembangunan jalan atau tol, tapi dengan transportasi publik yang memadai.

"Ke depan, public transportation menjadi ciri khas kota besar di Indonesia," katanya.

Jadi, kata dia, sangat salah kalau ada wali kota di kota-kota besar yang masih berpikir untuk membangun jalan layang terlalu banyak. "Jalan layang memang perlu, tapi nomor dua. Yang kesatu itu bangun dulu urban railway system," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement