Rabu 27 Sep 2017 15:08 WIB

Polda: Massa Aksi 299 Diperkirakan 10 Ribu

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan terkait penangkapan politisi yang terlibat narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (14/9).
Foto: Antara/Reno Esnir
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan terkait penangkapan politisi yang terlibat narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan sebanyak 10 ribu orang diperkirakan akan melakukan aksi pada Jumat (29/9) mendatang. Aksi 299 ini diprediksi akan memadati dua titik lokasi, yakni kawasan Monas dan Masjid Istiqlal. "Pesertanya (aksi 299) ada sekitar 10 ribu orang," kata Argo saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/9).

Besarnya jumlah massa yang akan aksi tersebut, Argo mengatakan, tidak berpotensi ricuh. Pihaknya pun tidak menerima informasi apapun terkait potensi ricuh itu. "Enggak ada desas-desus, enggak ada, tapi kita mengamankan dengan banyak personil, kan enggak masalah," tutur dia.

Argo juga melanjutkan sebanyak 20 ribu personel yang terdiri atas berbagai satuan di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan dikerahkan untuk mengamankan gelaran aksi massa pada 29 September ini. "20 ribu kita turunkan, dari brimob, dari intel, serse, sabhara, TNI, semua," ungkap dia.

Argo juga bilang pengerahan sebanyak 20 ribu personel dari berbagai satuan Polri merupakan hal yang biasa. Pengerahan personel sebanyak itu menjadi langkah yang biasa dalam mengamankan Ibu Kota Negara ketika akan terjadi aksi massa yang besar. "Itu untuk stand by saja, kita juga tidak underestimated, kita overestimated saja untuk pengamanan ibu kota," ujar dia.

Pengerahan personel sebesar itu, lanjut Argo, juga merupakan prosedur tetap (protap) yang biasa dilakukan kepolisian untuk mengamankan ibu kota dari aksi massa yang akan terjadi. Dalam pengamanan Ibu Kota Jakarta ini tentu sudah ada Standard Operating Procedure (SOP) kepolisian. "Biasa saja protap seperti itu. Hal yang biasa untuk mengamankan ibu kota. Untuk mengamankan ibu kota kita tentu punya SOP," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement