Rabu 27 Sep 2017 13:12 WIB

Sulitnya Menembus Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh

Tim Muhammadiyah Aid berhasil memasuki kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh untuk menyalurkan bantuan.
Foto: Muhammadiyah Aid
Tim Muhammadiyah Aid berhasil memasuki kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh untuk menyalurkan bantuan.

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Tim Muhammadiyah Aid yang terdiri dari Andar Nubowo perwakilan

Lazismu, Abdoel Malik R perwakilan dari MDMC dan Dr. Corona Setiawan bersama tiga dokter dan sembilan perawat dilepas PP Muhammadiyah pada Jumat (22/9) lalu, untuk membantu memberikan bantuan kemanusian kepada para pengungsi Muslim Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh. Namun sulit dan ketatnya akses pemberian bantuan menyebabkan mereka harus berjuang ekstra untuk sampai ke kamp pengungsian.

Memasuki kamp pengungsian merupakan tantangan tersendiri, bagaimana berkoordinasi dengan pemerintah Bangladesh dan lembaga-lembaga kemanusiaan lokal dan internasional menjadi kuncinya. Tim Muhammadiyah Aid, yang dipimpin Andar Nubowo mengatakan kondisi di sana cukup ketat untuk bantuan asing, termasuk dari Indonesia. “Kedatangan relawan asing dari Indonesia, Malaysia dan Turki sejak awal diawasi ketat,” katanya.

Perlu ijin resmi dari Pemerintah Bangladesh dan wajib bermitra dengan lembaga lokal untuk segala aktivitas kemanusiaan di Cox’s Bazar. Penyaluran bantuan harus dilakukan oleh mitra lokal.

“Saat ini, baru diijinkan 50 ribu US dolar atau Rp 600 juta dari Indonesia, semoga ada penambahan kuota lagi,” ujarnya.

Selain itu tidak ada jaminan keamanan bagi pekerja sosial atau relawan kemanusiaan yang menyalurkan bantuan ke sana. Di Bangladesh, tahun lalu, terjadi pembunuhan massal 20 orang asing di sebuah restoran. Hal ini masih menjadi trauma. “Kami tidak boleh jalan malam atau makan sendirian di restoran,” kata Andar.

Tim Medis Muhammadiyah Aid, akhirnya diizinkan masuk oleh Pemerintah Bangladesh Sabtu (23/9), seluruh Tim ikut menandatangani kesepakatan (MoU) dengan asosiasi media tingkat pusat Bangladesh. Tim Muhammadiyah Aid juga

mengikuti rapat koordinasi dengan Tim Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) setibanya di Dhaka, Bangladesh.

Kendati dalam situasi yang sulit, Tim berupaya bekerja semaksimal mungkin. "Tim Muhammadiyah Aid memohon doa kepada masyarakat Indonesia supaya kami di lapangan mendapat kemudahan dan kelancaran dalam menunaikan amanah bangsa Indonesia," kata Andar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement