Rabu 27 Sep 2017 11:50 WIB

Menteri PPPA Ajak Perempuan Berkontribusi untuk Masyarakat

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menyebutkan, mayoritas penduduk perempuan di Indonesia merupakan aset penting bagi pembangunan bangsa. Maka dari itu, ia mengajak kaum perempuan agar bangkit untuk berkontribusi bagi masyarakat.

"Kaum perempuan harus bangkit dan berpartisipasi dalam aspek pembangunan. Minimnya keterlibatan perempuan dalam ranah legislatif dan kepemimpinan daerah membuat saya berharap agar Pemerintah dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada perempuan," ujar Yohana dalam keterangan persnya, Rabu (27/9).

Menurut Yohana, kaum perempuan juga dapat berkontribusi melalui program-program atau ide yang bermanfaat sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing. Untuk itu, kata Yohana, Kementerian PPPA selalu bersedia mendampingi dan membangun relasi dengan perempuan di suatu organisasi.

Dalam keterangan pers tersebut disebutkan, Yohana pada Selasa (26/9), lalu menjadi pembicara utama pada sebuah acara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada kesempatan itu, ia mengajak masyarakat Banjarmasin untuk menghargai kaum perempuan yang telah menjadi agen perubahan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat.

"Saya seringkali mengatakan kepada kaum laki-laki bahwa perempuan merupakan pilar penting dan agen perubahan bagi suatu bangsa. Kontribusi perempuan, baik terhadap masyarakat maupun keluarga harus dihargai," kata dia.

Ia pun mengingat kembali kata-kata dari John F. Kennedy, "Jika kita menyelamatkan satu perempuan, maka dunia akan selamat." Menurutnya, hal yang dikatakan oleh Presiden Amerika Serikat ke-35 itu benar. Menurut Yohana, perempuanlah yang melahirkan anak-anak generasi penerus bangsa.

"Beberapa Kepala Negara telah membuat investasi besar-besaran bagi perempuan dan anak, karena mereka telah mempunyai pandangan ke depan tentang masa depan negara mereka. Hal ini dibuktikan dengan anggaran negara mereka yang cukup besar bagi perempuan dan anak. "Sedangkan Indonesia masih minim," kata dia.

Pada kesempatan itu pula, Ketua Majelis Sinode Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Wardinas S. Lidim mengatakan, perempuan di Banjarmasin cukup berperan dalam ranah pengambilan keputusan. Wardinas berharap, acara yang dihadiri oleh Menteri Yohana tersebut dapat menambah wawasan dan keterampilan bagi kaum perempuan GKE.

"Karena seorang perempuan memiliki tugas yang berat, apalagi jika kaum perempuan tersebut memiliki peran ganda. Di satu sisi kaum perempuan bekerja untuk membantu suami untuk mencari nafkah,namun di satu sisi ia harus bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga," jelas dia.

Salah satu Pengurus GKE Banjarmasin bernama Atiani juga membenarkan, menjadi seorang perempuan harus bisa berkotribusi dan membaur dengan masyarakat. Selama ini, kaum perempuan GKE telah melaksanakan beberapa kegiatan sosial dengan mengandalkan kemandirian mereka.

"Walaupun terkadang kami terhambat oleh masalah pendanaan, namun kami tetap berusaha untuk terus bergerak dengan mengandalkan kemandirian kaum perempuan. Saya harap, Kementerian PPPA dapat melihat usaha kami. Walaupun kami berada di daerah, namun kami bisa maju seperti perempuan-perempuan di kota besar," ujar Atiani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement