REPUBLIKA.CO.ID, AMLAPURA -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan masyarakat di sekitar kawasan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, untuk tidak mempercayai media sosial terkait perkembangan kondisi dan status vulkanis gunung tertinggi di Pulau Dewata itu. "Dalam kondisi seperti ini (level III/Siaga) jangan percaya dulu media sosial, cari sumber yang resmi," kata mantan Kapolda Bali itu di sela-sela meninjau posko pengungsian di Amlapura, Karangasem, Kamis (21/9).
Pihaknya merasa khawatir kondisi kepanikan masyarakat terkait kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung justru dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan membuat informasi hoaks melalui media sosial. "Saya khawatir ada otak-otak kotor yang memanfaatkan situasi ini, dibuat berita hoaks, orang semua kocar-kacir, lalu mereka mengambil kesempatan di sana, itu semua bisa terjadi," ujarnya sembari menyebutkan ancaman pidananya tinggi, bagi mereka yang terbukti melakukan tindakan tersebut.
Pastika menambahkan, agar masyarakat membedakan antara media sosial dan media online (media berita dalam jaringan/daring). Media online itu jelas sumbernya, ada pemimpin redaksinya, dan alamatnya jelas, berbeda halnya dengan media sosial.
Terkait dengan kesiagaan dalam menghadapi kemungkinan erupsi Gunung Agung, Pastika mengatakan pemerintah daerah sudah siap dari sisi posko pengungsian, tenda, upaya evakuasi, pengamanan dan sebagainya. "Kita bisa melaporkan kepada warga Bali maupun internasional bahwa kita sudah siap untuk menghadapi kejadian terburuk, walaupun kita berdoa supaya tidak pernah terjadi," ucapnya.
Bahkan, lanjut dia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana sudah datang menemuinya dan menyatakan kesiapannya mendukung operasi tanggap bencana tersebut. "Kalau kurang biaya mereka (pusat-red) persiapkan, kurang peralatan, kurang kemampuan teknis mereka juga sudah siap," katanya.
Pastika juga kembali mengharapkan kelompok yang rentan yakni lansia, balita, penyandang disabilitas, ibu hamil, orang dengan gangguan jiwa dan berada pada radius 6 kilometer dari Gunung Agung agar mau dengan sukarela dievakuasi. "Tempatnya nyaman kok untuk mereka. Anak sekolah dititipkan di sekolah, yang sakit kami rawat. TNI dan Polri sudah siap untuk pengamanan dan pengerahan tenaga. Mereka merupakan sumber daya yang cukup handal dalam menghadapi bencana," kata Pastika.