Senin 18 Sep 2017 16:25 WIB

Pengerjaan MRT Fase II tak Harus Tunggu Fase I

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Petugas melakukan pemasangan bantalan rel di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (14/8). Proyek MRT Jakarta memasuki tahap pemasangan rel dari Depo Lebak Bulus dan pada akhir 2017 tahap konstruksi akan mencapai 93 persen secara keseluruhan.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Petugas melakukan pemasangan bantalan rel di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (14/8). Proyek MRT Jakarta memasuki tahap pemasangan rel dari Depo Lebak Bulus dan pada akhir 2017 tahap konstruksi akan mencapai 93 persen secara keseluruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT) fase II rute Bundaran HI-Kampung Bandan tidak harus menunggu pengerjaan fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Pengerjaan proyek tersebut bisa berjalan secara paralel.

"Sebetulnya sih konsepnya itu kan jadi satu ya jalur utara-selatan ini. Cuma dalam pengerjaannya kita jadi dua fase," ujar Djarot di Balai Kota, Senin (18/9).

Depo MRT fase II akan dibangun di Kampung Bandan. Djarot merencanakan hak pengelolaan lahan (HPL) depo MRT fase II diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta). Lahan ini merupakan milik PT KAI.

"Nanti Kementerian BUMN atau KAI untuk menyerahkan HPL kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Belum dibicarakan," katanya.

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta meminta PT. KAI segera mengamankan asetnya. Sebab, aset PT KAI banyak diokupasi secara ilegal oleh warga.

Ia akan meminta wali kota mendata siapa saja warga yang tinggal di sana. Apabila KTP DKI Jakarta kemungkinan direlokasi.

"Kalau memang terkena maka kami akan sediakan rusun, makanya kami bangun banyak rusun," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement