REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Bantuan terus mengalir kepada korban banjir bandang yang menerjang empat jorong di Kanagarian Pakan Rabaa Tangah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Solok Selatan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat Pagar Negara menyebutkan, bantuan sudah dikirimkan secara bertahap sejak Sabtu (16/9) kemarin.
“Berupa dua unit pompa apung, tiga unit chainsaw, 25 paket sandang, 25 lembar selimut, dan 10 paket kit ware,” kata Pagar, Ahad (17/9).
Selain itu, BPBD Sumbar juga menyiapkan lima unit mobil yang terdiri dari satu tangki, satu mobil pemadam kebakaran, dua komando, dan satu unit mobil serbaguna. Bantuan lainnya terus didatangkan baik dari BPBD, pemerintah kabupaten dan kota, serta pihak swasta hingga hari ini.
Pihak TNI juga dilaporkan turun langsung untuk membantu masyarakat korban banjir untuk membersihkan sisa lumpur yang mengendap di rumah warga. Meski begitu, korban banjir bandang Solok Selatan masih kekurangan bantuan barupa kebutuhan pokok khususnya bahan makan.
Sarana prasarana umum yang ikut terdampak banjir bandang membuat warga kesulitas mengakses kebutuhan pokok. "Untuk sementara, pantauan hingga Ahad pagi, sudah cukup diterima warga. Kecuali bantuan kebutuhan pokok dan sembako ya. Itu yang terus kami upayakan," kata Pagar, Ahad (17/9).
Pagar menambahkan, hingga saat ini warga korban banjir secara bertahap mulai kembali ke rumah masing-masing sambil terus melanjutkan proses pembersihan yang dibantu aparat TNI dan relawan. Hingga Kamis (14/9) lalu, korban banjir bandang memang belum bisa mendiami rumah masing-masing lantaran tingginya endapan lumpur yang masuk hingga rumah.
Meski tidak ada korban jiwa, ratusan rumah terdampak banjir bandang kali ini. Paling tidak, kerugian materi dari banjir bandang Solok Selatan mencapai Rp 8,5 miliar. "Kami tidak ada titik pusat pengungsian. Kemarin warga menyebar mengungsi di rumah tetangga yang masih bisa ditinggali. Ini proses pembersihan terus berjalan," katanya.
Kepala BPBD Kota Padang Edi Hasymi menambahkan, bantuan yang dikirim telah diterima warga pada Sabtu (16/9) malam. Bantuan, lanjutnya, langsung diserahkan kepada warga yang dilanda musibah. Bantuan yang diberikan yakni satu unit mobil damkar, enam tenaga rescue, empat mesin chainsaw, 50 dus mi instan, dan 20 dus roti.
"PDAM Kota Padang juga menyumbangkan 2 tangki air bersih, logistik, serta menurunkan tim normalisasi," katanya.
Pemerintah Kota Padang juga tergerak untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir bandang. Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, pihak pemkot juga mengirim relawan dan tim reaksi cepat (TRC) yang juga membawa bantuan logistik.
Bantuan yang diberikan Pemkot Padang termasuk air bersih, makanan cepat saji, tenaga rescue, serta mobil pemadam kebakaran. Mahyeldi mengatakan, bantuan yang diberikan merupakan bantuan awal untuk Solok Selatan.
Sebab, informasi yang didapat Pemkot Padang, bantuan yang paling dibutuhkan yakni air bersih dan mobil damkar untuk membersihkan lumpur. “Kami cukup merasakan sekali musibah yang diderita saudara kita di sana," ujar Mahyeldi.
Ia mengungkapkan bantuan lain yang sangat diperlukan yakni pakaian bersih dan lainnya. Sementara dari data yang diterima, dia mengatakan, cukup banyak rumah yang diterjang banjir, bahkan ada rumah yang tak bisa ditempati lagi.
“Kami akan galang bantuan juga dari ASN Pemkot Padang, kata Mahyeldi.
Banjir bandang yang melanda empat jorong di Solok Selatan, Sumatra Barat pada Kamis (14/9) malam menerjang sedikitnya 138 rumah. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 160 kepala keluarga (KK) atau 571 jiwa terdampak banjir bandang yang melanda Jorong Bancah Anak Lolo, Batang Lolo Atas, Batu Kulambai, dan Batang Lolo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, beberapa rumah masyarakat dilaporkan dipenuhi air dan lumpur hingga mencapai ketinggian 75 centimeter (cm). Beruntung, tidak ada korban jiwa dari banjir bandang ini. Hingga saat ini sebanyak 42 KK mengungsi di rumah saudaranya.
Sutopo mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di Sumatra Barat. Di saat sebagian besar wilayah Indonesia masih menghadapi musim kemarau sehingga menyebabkan kekeringan dan ancaman kebakaran hutan dan lahan, hujan lebat disertai badai justru terjadi di sebagian Sumatra Barat.