REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya pemberian makanan bergizi pada anak-anak. Jokowi pun kemudian menceritakan dirinya yang dahulu juga berasal dari keluarga yang perekomiannya kurang mampu namun masih memperoleh makanan bergizi dari sang ibunda.
Ia berharap agar anak-anak Indonesia juga memperoleh perhatian yang sama dan lebih baik dari orang tuanya.
"Saya ini juga anak dari keluarga yang tidak mampu. Tapi urusan gizi diurus sama ibu saya. Kalau tidak diurus tidak akan pintar. Orang tua pontang-panting, terus saya bisa disekolahkan. Saya harap ibu-ibu juga seperti itu," ucap Presiden, berdasarkan siaran resmi Istana, Jumat (15/9).
Saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Selatan, Presiden kembali mendistribusikan kartu bantuan sosial kepada masyarakat. Di antaranya yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Program Keluarga Harapan (PKH). Bantuan ini didistribusikan di halaman Kantor Wali Kota Banjarmasin.
Sebanyak 1.585 pelajar menerima KIP dan 1.002 keluarga memperoleh kartu PKH dalam pendistribusian tersebut.
Besaran bantuan yang didapatkan para pelajar penerima bantuan yakni sebesar Rp450 ribu per tahun untuk pelajar tingkat SD, Rp750 ribu pelajar tingkat SMP, dan Rp1 juta bagi pelajar SMA atau SMK.
Sementara bagi penerima PKH, pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp1.890.000 bagi tiap penerima. Dana total yang tersedia dalam kartu PKH itu dapat diambil sebanyak empat kali melalui bank yang telah ditunjuk pemerintah. "Di dalam PKH ada anggaran Rp1.890.000. Itu dipakai untuk pendidikan anak, keperluan gizi anak-anak," ujar Jokowi.
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengingatkan para penerima bantuan agar menggunakan bantuan tersebut sebagaimana mestinya. "Uang ini untuk pendidikan dan gizi anak kita. Untuk beli rokok tidak boleh. Beli pulsa boleh? Tidak. Kalau ketahuan nanti ini akan dicabut," kata Presiden.