Jumat 15 Sep 2017 09:55 WIB

'Jangan Bully Anak yang Bohong Soal Penculikan'

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ratna Puspita
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan perundungan atau bullying kepada siswi SD yang diduga bohong menceritakan tentang penculikan. Potensi bullying harus dicegah dan tidak boleh menimpa mereka.

Pascaterbongkarnya keterangan tidak benar dalam sebuah video, KPAI memperkirakan ketiga anak di video tersebut berpotensi besar di-bully. Kemungkinan ini harus dicegah sedini mungkin untuk memastikan anak-anak tidak mendapat perlakuan yang tidak semestinya, meski terbukti bohong.

"KPAI meminta sekolah dan lingkungan di sekitar anak untuk tidak melakukan bully pada ketiga anak tersebut," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, Jumat (15/8).

Retno juga meminta kasus ini menjadi pembelajaran bersama agar orang dewasa di sekitar anak mendalami dahulu suatu informasi yang dilontarkan seorang anak. Perlu pendekatan yang baik kepada anak untuk dapat mengetahui apakah informasi tersebut benar atau tidak.

"Sebaiknya kita tidak menyebarkan sebuah rekaman pembicaraan yang belum diketahui kebenarannya sebelum mengonfirmasi dengan pihak berwenang," ujar dia.

KPAI, kata dia, akan meminta sekolah berperan aktif menyosialisasi ke lingkungan sekolah agar persoalan ini tidak dibesar-besarkan. Cara ini dilakukan untuk mencegah potensi bully di lingkungan sekolah terhadap ketiga anak tersebut. Jika anak dianggap butuh bantuan psikolog, KPAI akan memberi bantuan.

Sebelumnya, video cerita siswi SD Tanjung Duren bernama Putri Inka Safira yang mengaku hendak diculik oleh sekelompok orang tak dikenal viral di media sosial berbasis percakapan seperti WhatsApp. Dalam video tersebut, Fira mengaku berhasil lolos dari upaya penculikan setelah menggigit tangan orang yang membekap mulutnya.

Kepolisian sempat melakukan reka adegan. Namun, setelah reka adegan, kepolisian memastikan kesaksian seorang siswi SD di Jakarta Barat yang mengaku akan diculik terbukti tidak benar. Masyarakat diminta hati-hati dan tidak latah dalam menerima sebuah informasi yang diedarkan di media sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement