Rabu 13 Sep 2017 12:28 WIB

Motif Pembunuhan Pasutri Tanah Abang Diduga karena Dendam

Rep: Arif SaTrio/ Red: Winda Destiana Putri
Kediaman Husni Zarkasih dan Zakia Masrur di Jalan Pengairan No.21 RT 11/06 Bendungan Hilir Tanah Abang Jakarta Pusat, Senin (12/9).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kediaman Husni Zarkasih dan Zakia Masrur di Jalan Pengairan No.21 RT 11/06 Bendungan Hilir Tanah Abang Jakarta Pusat, Senin (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono mengatakan, sebelum melakukan penangkapan pada tiga pelaku pembunuhan pasutri pengusaha garmen Husni Zarkasih dan Zakiya Husni Masrur, polisi sudah mencurigai Sopir yang berinisial AZ itu setelah olah TKP. Pasalnya, pelaku telah mengetahui betul kondisi rumah.

"Si pelaku ini tidak asing lagi dengan keberadaan lokasi rumah, tahu seluk beluk dan terus dia bisa buka tutup garasi kalau orang awam kan tidak seperti itu," ujar Lukman, Rabu (13/9).

Sejauh ini, polisi menduga motif pelaku melakukan perampokan dan pembunuhan ini karena motif balas dendam. Pasalnya, AZ merupakan mantan sopir korban yang sempat mengalami cekcok dengan salah satu anak korban.

"Bisa seperti itu (dendam) karena kan yang terduga ini sudah bekerja lama dan itu juga ada sakit hati dari yang diduga ini," tambah Lukman.

Republika sempat menemui salah satu warga yang tinggal di dekat rumah korban, di Jalan Pengairan Tanah Abang Jakarta, Irul. Pria 35 tahun itu telah mengungkapkan kecurigaannya pada mantan sopir tersebut. Pasalnya, Irul mengenal mantan sopir itu yang telah lama bekerja dengan keluarga korban. "Ada lebih sepuluh tahun, namun dipecat setelah lebaran Idul Fitri kemarin" ujar Irul di Jalan Pengairan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Irul mengatakan, Z diberhentikan lantaran gemar main perempuan dan mabuk-mabukan. Padahal, Husni dan keluarganya adalah orang yang religius dan taat beribadah. "Sudah sering dikasih tahu, tapi masih bandel akhirnya dipecat," ujar Irul.

Z yang menjadi sopir pribadi sempat bertempat tinggal di rumah korban yang berlokasi di Kedoya, Jakarta Barat. Z pun diminta pergi dari rumah tersebut. "Setelah dipecat habis lebaran lalu, Z juga di suruh pindah dari rumah pak Husni yang ada di Kedoya," ujar Irul.

Kecurigaan Irul bertambah ketika Z diketahui berkampung halaman di Purbalingga Jawa Tengah. Seperti diketahui, Purbalingga merupakan lokasi dimana jasad Husni Zarkasih dan Zakiya Husni Masrur ditemukan tewas.

Menurut Irul, Z sempat kembali ke rumah Husni untuk memohon agar diperbolehkan tinggal di Kedoya. Namun, Husni tidak mengizinkannya. Terlebih, Z kerap bermasalah dengan salah satu anak Husni. "Z sering cekcok sama anak pak Husni yang namanya Gilang," ujar Irul.

Irul menambahkan, saat pihak keluarga mencurigai Z, mendadak ia tidak bisa dihubungi. Nomornya pun tidak aktif saat Irul mencoba menghubunginya. "Langsung gak aktif, nih saya coba telepon juga gak aktif," ujar Irul sambil mencoba menghubungi Z.

Sedangkan tetangga Husni lainnya, Eling (65) membenarkan jika Husni memang sempat memiliki sopir pribadi. Namun Eling tidak mengenalnya. "Udah agak lama beberapa bulan lalu ada, sekarang sih nyetir sendiri, bawa sendiri dari lebaran kemarin," kata Eling yang mengaku kerap shalat berjamaah dengan Husni.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, AZ atau Z sempat berupaya melarikan diri saat ditangkap. Akhirnya polisi pun melakukan penembakan. "Ini yang AZ ini. Saat kita tangkap, saat kita mau tunjukan ke tempat penadah di Kudus, dia lari. Kita kasih tindakan tegas," ujarnya.

Sepasang suami istri, Husni Zarkasih dan Zakiya Husni Masrur ditemukan tidak bernyawa di Sungai Klawing Dusun Penisihan RT 001/01 Palumbungan Bobotsari Purbalingga Jawa Tengah pada Senin (11/9). Setelah diperiksa keduanya merupakan warga Jalan Pengairan No.21 RT 11/06 Bendungan Hilir Tanah Abang Jakarta Pusat. Tiga pelaku, yakni AZ (sopir) EK dan SU telah diamankan dan saat ini masih berada di Semarang.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement