Senin 11 Sep 2017 17:03 WIB

365 SD di Purwakarta Terapkan Pelajaran Kitab Kuning

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Membaca kitab kuning (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Membaca kitab kuning (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta mendata, ada 365 sekolah yang sudah menerapkan pelajaran tambahan membaca kitab kuning. Pelajaran ini, berlaku sejak 2016 lalu. Sebelumnya, tak ada satu pun sekolah yang menerapkan pelajaran membaca kitab tersebut.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, saat ini atmosfir keberagaman toleransi di Purwakarta mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya, sekarang ini setiap sekolah sudah mengaplikasikan pelajaran tambahan agama. Yakni, memperdalam pembacaan kitab kuning bagi pelajar Muslim.Serta, perdalam kitab bagi pelajar nonmuslim.

"Dulu, anak-anak sekolah mendapatkan pelajaran agama hanya dua jam dalam sepekan. Sekarang bertambah," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (11/9).

Menurut Dedi, pendidikan agama di sekolah umum ini sangatlah penting. Karena itu, pelajaran agama di Purwakarta mengalami penambahan. Yang tadinya hanya dua jam, sekarang menjadi 15 jam dalam sepekan. Dengan begitu, anak-anak ini bisa mendalami kitab dalam agama masing-masing.

Tak hanya itu, untuk pelajaran tambahan ini, Bupati juga juga sudah merekrut 600 guru agama. Guru agama ini, disebar ke 365 sekolah tersebut. Padahal, sebelumnya Purwakarta tak punya guru agama yang khusus itu. "Kalau guru agama yang sudah statusnya ASN, ada di setiap sekolah. Tapi, guru agama kitab kuning ini statusnya guru kontrak," ujarnya.

Menurut Dedi, dia ingin para pelajar ini mendalami agama sejak dini. Supaya, kedepannya tingkat spiritualitas mereka semakin bagus lagi. Serta, mereka punya benteng pertahanan yang kuat. Dengan begitu, anak-anak tak mudah teriming-imingi oleh sesuatu yang berbau ajaran sesat.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, menilai, pelajaran agama tambahan ini merupakan langkah positif di sektor pendidikan. Sebelumnya, pelajaran agama hanya terpaku pada kurikulum yang berlaku.  "Sekarang ini, anak-anak SD di Purwakarta sudah biasa baca kitab kuning," ujarnya.

Tak hanya itu, dengan program ini pemerintah juga sudah memberdayakan 600 guru ngaji. Mereka, merupakan ustadz/ustadzah yang memahami kitab kuning, serta guru rohani bagi agama lainnya.

Secara terpisah, Solihah, guru kitab kuning SDN Ciwangi Purwakarta, mengaku, sangat bersyukur bisa direkrut pemkab untuk menjadi tenaga pengajar kitab kuning. Pelajaran kitab kuning ini, diberikan setiap hari. Yakni, dua jam sebelum pelajaran umum diberikan. Atau bisa saja, jam-nya diubah setelah pelajaran umum selesai.

"Kami sangat berterimakasih, karena pemkab sudah perhatian terhadap guru agama. Serta, anak-anak mendapat tambahan pelajaran agama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement